blank
Pengurus Prabu Nusantara Kebumen Afiffudin Sam'ani memberikan materi penddukan kepada pelajar SMK Maarif 9 Klirong, Senin 27/1.(Foto:SB/Prabu Nus)

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – DPC Prakarsa Budaya Nusantara (Prabu NUsantara) Kabupaten Kebumen Senin 27/1 melakukan Road Show Go To School ke SMK Maarif 8 Klirong.

Kegiatan ini dilakukan guna mendorong masyarakat Kabupaten Kebumen, utamanya pelajar dan generasi muda untuk melek terhadap dunia pendidikan, dengan terus memupuk kemampuan lunak atau soft skill dan kemampuan keras atau hard skill.

Salah satu Pengurus DPC Prabu Nusantara Kebumen Afiffudin Sam’ani menyampaikan, generasi muda sebagai tonggak kepemimpinan masa depan harus berperan aktif dalam pengentasan kemiskinan. Maka sejak awal generasi muda harus melanjutkan pendidikan setinggi mungkin sebagai langkah peningkatan taraf hidup.

Lebih lanjut Afif berpesan kepada generasi muda di Kebumen harus terus memupuk softskiil dan hardskill. Dia berharap generasi muda ini mampu dan mau menjadi tonggak pengentasan kemiskinan khususnya di Kebumen.

blank
Pae sswsa SMK Maarif 9 Klirong mengikuti pembekalan dari pengurus Prabu Nusantara Kebumen, Senin 27/1.(Foto:SB/Prabu Nus)

Untuk itu sebagai langkah pasti Afif mengajak siswa-siswi SMA sederajat untuk memulai dari diri sendiri, di mana anak-anak memiliki semangat untuk melanjutkan pendidikan sebagai upaya peningkatan taraf hidup.

“walaupun sudah menjadi rahasia umum bahwa biaya pendidikan meroket tinggi, hal ini jangan jadikan sebagai halangan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Sebab, selagi ada kemauan dan usaha, maka jalan menuju pendidikan yg lebih tinggi pasti ada,”tandas Afif.

Sementara itu Ketua DPC Prabu Nusantara Kebumen Agus Suroso menambahkan, pendidikan sangat pentinguntuk membantu seseorang makin  berkembang, meningkatkan kualitas hidup, dan mencapai kesejahteraan. Pendidikan juga dapat membantu masyarakat menjadi lebih maju dan harmonis.

Lebih lanjut Agus mengingatkan sejarah pada 1945, saat Perang Dunia II berlangsung, AS dan sekutunya menjatuhkan bom atom berkekuatan dahsyat di kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.

Kerugian yang dialami Jepang begitu besar. Tidak hanya secara materi, jumlah nyawa yang melayang akibat bom atom ini pun terbilang sangat besar. Imbasnya, Jepang mengalami kelumpuhan total, yang akhirnya membawa negara tersebut pada kekalahan telak dari sekutu.

Ketika mendengar pemboman tersebut, Kaisar Hirohito selaku pemimpin tertinggi Jepang  saat itu langsung mengumpulkan para Jenderal yang tersisa. Pertanyaan mengenai jumlah guru yang tersisa ini lantas membuat bingung para Jenderal. Sebab, semula mereka mengira sang Kaisar akan menanyakan perihal tentara, alih-alih guru yang masih tersisa.

Para Jenderal tersebut kemudian menegaskan kepada Kaisar Hirohito, bahwa mereka masih bisa menyelamatkan dan melindungi Kaisar, walau tanpa kehadiran para guru.

Menanggapi perkataan ini, Kaisar Hirohito mengatakan, Jepang telah jatuh. Kejatuhan ini dikarenakan mereka tidak belajar. Jenderal dan tentara Jepang boleh jadi kuat dalam senjata dan strategi perang, tetapi tidak memiliki pengetahuan mengenai bom yang telah dijatuhkan Amerika.

Kaisar Hirohito menambahkan, Jepang tidak akan bisa mengejar Amerika jika tidak belajar. Karenanya, ia kemudian mengimbau para Jenderalnya untuk mengumpulkan seluruh guru yang tersisa di seluruh pelosok Jepang. Sebab, kepada para gurulah seluruh rakyat Jepang kini harus bertumpu, bukan pada kekuatan pasukan.

Kaisar Hirohito kemudian bergerak untuk mengumpulkan sekitar 45.000 guru yang tersisa pada saat itu dan memberi mereka arahan. Kehadiran guru pada saat itu manjadi hal krusial bagi seluruh lapisan masyarakat Jepang. Karenanya, perlahan negara ini dapat kembali bangkit dari keterpurukan.

Berkaca dari hal di atas Agus berharap Pemerintahan Indonesia ke depan lebih berfokus pada pendidikan. Baik meningkatkan kesejahteraan bagi pendidik, dan kesetaraan pendidikan bagi peserta didik.

Komper Wardopo