Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah, Fendiawan Tiskiantoro membeberkan, ekspor produk olahan ikan Jateng terus naik. Ekspor tahun 2022 mencapai 63.445 ton senilai Rp 4,1 triliun, tahun 2023 meningkat menjadi 78.399 ton dengan nilai transaksi Rp4,3 triliun.

“Sedangkan hingga September 2024 sekitar 78.460 ton atau ada peningkatan kurang lebih Rp403 miliar dibanding transaksi tahun 2023,” katanya.

Adapun saat ini terdapat 77 Unit Pengolahan Ikan (UPI) di Jawa Tengah yang berorientasi ekspor. Sementara 8.521 UPI berorientasi pada pasar lokal.

Sebagian besar tersebar di Pantai Utara Jateng, meliputi Tegal, Batang, Pekalongan, Semarang, Pati, hingga Rembang, dan sebagian kecil di Cilacap.

Komoditas produk ikan asal Jateng yang banyak diminati konsumen luar negeri antara lain rajungan dengan tujuan utama Amerika Serikat.

Selain itu udang vaname, cumi-cumi, ikan layur, ikan kakap, serta surimi atau lumatan daging ikan sebagai bahan pembuatan nuget, bakso ikan, dan menu olahan ikan lainnya dengan negara tujuan Jepang, Vietnam, dan Thailand.

Wied