KEBUMEN (SUARABARU.ID) – DPRD Kebumen Rabu (31/7) melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Tumenggungan guna mengecek empat unit travelator yang sudah sekian lama tak berfungsi.
Sidak dipimpin langsung Ketua DPRD Kebumen Sarimun didampingi Ketua Komisi D Bambag Sutrisno dan sejumlah anggota komisi yangmembidangi infrastruktur.
DPRD menyoroti kurang optimalnya empat unit travelator di Pasar Tumenggungan tersebut. Komisi D selaku pengampu bidang infrastruktur pun segera mengambil sikap untuk mengurai persoalan ini.
Ketua DPRD Kebumen Sarimun di sela mengecek Pasar Tumenggungan menyatakan, dirinya langsung turun tangan begitu mendengar kabar kondisi travelator tak beroperasi optimal sejak Pasar Tumenggungan diresmikan.
“Terinformasi travelator tidak berfungsi. Kami tanya, apakah karena daya listrik atau rusak,”jelas wakil rakyat dari fraksi PDIP DPRD Kebumen itu.
Dia bersama anggota Komisi D memutuskan datang langsung ke pasar guna meminta penjelasan pihak pengelola pasar terkait kondisi empat unit travelator. Sarimun cukup menyayangkan keberadaan travelator justru tak memberikan manfaat dan kemudahan masyarakat ketika beraktivitas di dalam pasar.
“Kerusakan alat ini belum lama selepas pasar diresmikan. Jadi apakah salah perencanaan awal atau seperti apa kami belum tahu,”terangnya.
Kalah Bersaing
Menurut Sarimun, kondisi tersebut membuat pasar tradisional tak memiliki daya saing dengan pasar modern. Dampaknya, perputaran ekonomi di dalam pasar tradisional bergerak stagnan karena masyarakat cenderung memilih berbelanja di pasar modern atau swalayan.
“Ini aset (travelator) ada untuk kemudahan dan kesejahteraan masyarakat. Terutama di lantai atas pasar agar bisa ramai. Tapi kalau fasilitas kurang mendukung ya repot,”tandasnya.
Ketua Komisi D DPRD Kebumen Bambang Sutrisno menambahkan, pihaknya akan langsung mengundang dinas terkait untuk meminta penjelasan keberadaan dan kondisi travelator di Pasar Tumenggungan. Dia tak ingin mesin marga laju tersebut mangkrak karena persoalan sesuatu hal. “Besok pagi langsung kami rapatkan. Kami panggil dinas, cari informasi dulu,”ucap Bambang.
Kepala UPT Pasar Tumenggungan Mulyadi mengatakan, empat travelator di bagian tengah pasar memang lama tak beroperasi. Atas kondisi ini pihaknya mengaku kerap mendapat keluhan dari pengunjung maupun pedagang pasar. “Setelah dibangun tahun 2013 memang sempat jalan. Terus tidak aktif lagi,”kata Mulyadi.
Mulyadi menjelaskan, ada beberapa pertimbangan fasilitas pasar tersebut tak beroperasi. Antara lain, kebutuhan biaya listrik cukup mahal sehingga hanya dioperasikan pada momentum tertentu. Kemudian, dari empat travelator tersebut perlu mendapat perbaikan dan perawatan.
“Dari sisi penggunaan, memang eman-eman kalau tidak dipakai. Tapi memang perlu ada perbaikan dan kami disini tidak punya teknisi. Bayar listriknya itu juga mahal banget,”ucap Mulyadi.
Sedangkan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disperindag KUKM) Kebumen Haryono Wahyudi mengaku, saat ini empat travelator tersebut dalam kondisi rusak.
Haryono menyebut, pengadaan belanja travelator ini dilakukan bersamaan proyek pembangunan pasar pada tahun 2013. Total anggaran yang dikucurkan dalam proyek strategis tersebut mencapai Rp 50 miliar.
Untuk pengadaan travelator sekitar Rp 1 miliar.”Sempat ada perbaikan, tapi rusak lagi karena biaya mahal. Sekali perbaikan bisa sampai Rp 50 juta. Di lain sisi kami keterbatasan anggaran,”ungkap Haryono.
Komper Wardopo