blank
Sekda Jateng Sumarno berfoto bersama peserta peluncuran USAID Bebas TB Tingkat Provinsi Jawa Tengah dan Penyusunan Rencana Kerja Terpadu, di Htel Harrus Semarang, Rabu 31 Januari 2023. Foto: Humas Pemprov

SEMARANG (SUARABARU.ID)- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus mendorong kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak, dalam penanganan tuberculosis (TBC).  Sebab, TBC merupakan penyakit menular.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jateng,  Sumarno mengatakan, temuan kasus TBC di Jateng relatif tinggi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan dengan lebih baik. Salah satunya adalah dengan upaya temukan, obati sampai sembuh (TOSS).

“Temukan saja itu butuh effort. Makanya, penanganan TBC tidak bsa parsial, tapi butuh upaya kolaboratif,” kata Sumarno saat Peluncuran USAID Bebas TB Tingkat Provinsi Jawa Tengah dan Penyusunan Rencana Kerja Terpadu, “Bersama Menuju Eliminasi dan Bebas dari TB”, di Hotel Haris, Semarang Rabu, 31 Januari 2024.

Dikatakan dia, sebagaimana masalah yang lain seperti stunting, kemiskinan, TBC, dan lain-lain; sasarannya sama, yakni masyarakat.

blank
Sekda Jateng Sumarno memberikan sambutan. Foto: Humas Pemprov

Oleh karena itu, ketika terjun ke satu desa atau wilayah, seluruh dinas diminta berkolaborasi dalam melakukan penanganan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Irma Makiyah menambahkan, temuan kasus TBC terhitung tinggi, dari target 90 persen pada 2023, tercapai 115 persen.

“Pada tahun 2023, dari estimasi 73.856 (orang), tapi cakupan temuannya mencapai 85.071 (orang), atau 115 persen, cakupan temuan terbanyak Kabupaten Tegal,” ungkapnya.

Kendati begitu, selain terus berupaya menemukan kasus, pihaknya terus fokus melakukan upaya pencegahan TB, salah satunya bekerja sama dengan banyak pihak, termasuk Tim Penggerak PKK.

Irma juga mengapresiasi pendampingan yang dilakukan USAID di lima kabupaten/kota, yakni Kota Semarang, Surakarta, Kabupaten Kudus, Tegal, dan Cilacap, selama lima tahun mulai Juli 2023 sampai Juli 2028. Sehingga, diharapkan Jawa Tengah bisa bebas TBC pada 2030.

Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan RI, Imran Pambudi, membeberkan, kasus TBC masih menjadi perhatian pemerintah.

Sebab, TBC merupakan penyakit yang berisiko pada kematian. Dalam satu tahun, diperkirakan 134 ribu kematian.

Ditambahkan, tidak hanya membunuh, yang memberatkan adalah jika TBC menimpa anak-anak. Apalagi, jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, peningkatan kasus TBC cukup tajam.

Dikatakan dia, program USAID Bebas TBC menjangkau empat provinsi, yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sumatera Utara, mengingat temuan kasus di tempat tersebut terhitung tinggi. Sehingga, jika TBC di empat provinsi itu tertangani, sama dengan sudah membereskan TBC di Indonesia hingga 60-70 persen.

wied