KUDUS (SUARABARU.ID) – Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muria Kudus (UMK) mengenang mendiang Chairil Anwar dengan mengadakan pagelaran baca puisi sekaligus bedah antologi puisi karya mahasiswa PBSI. Mengusung tema “Menumbuhkan Jiwa Penyair Muda melalui Kenangan Chairil Anwar”, kegiatan tersebut dilaksanakan di Auditorium UMK, Kamis (6/4).
Sastrawan sekaligus Dosen PBSI UMK, Dr. Mohammad Kanzunuddin, M.Pd. menyampaikan, kegiatan tersebut mahasiswa membuat karya puisi. Yang kemudian dipentaskan dalam pagelaran baca puisi, musikalisasi puisi, hingga teatrikal.
Tiap mahasiswa semester II PBSI membuat antologi puisi dengan minimal 100 buah puisi, sehingga total ada 27 buku antologi puisi karya mahasiswa semester II PBSI yang diterbitkan. Adapun peserta yang turut memeriahkan acara pagelaran puisi tercatat ada 240 peserta dari mahasiswa UMK dan dari sekolah SMA/SMK/MA mitra kerjasama PBSI FKIP UMK.
“Diterbitkan ISBN (International Standard Book Number) jadi sebuah antologi puisi, nah karya itu nanti yang kita bedah, kita bahas bersama-sama,” tutur Dr. Kanzunuddin.
Kegiatan ini, sambung Dr. Kanzunuddin, sudah menjadi semacam agenda rutin tahunan PBSI. Hal itu guna memicu mahasiswa agar tetap berkarya, salah satunya melalui puisi.
“Dulu ada cerpen (cerita pendek) juga, tapi tahun ini kita fokuskan ke puisi saja, karena ada kaitannya dengan mengenang (mendiang) Chairil Anwar,” lanjutnya.
Sementara itu, mahasiswi PBSI yang puisinya diantologikan, Puput Dwi Lestari mengaku gugup. Pasalnya, ini merupakan karya pertamanya yang diapresiasi dan diterbitkan menjadi sebuah antologi puisi dengan judul “Memeluk Luka”.
“Biasanya suka nulis naskah animasi pendek, jadi ini pengalaman pertama. Bangga tapi gugup juga,” akunya.
“(Untuk puisi-puisi saya ini) lebih banyak cari referensi dari karya Chairil Anwar, karena temanya memang mengenang beliau,” jelasnya.
Sebagai informasi, Puput telah menyelesaikan 100 karya puisi untuk dijadikan sebuah antologi puisi hanya dalam waktu 2 minggu saja.
Ali Bustomi