blank
Petugas BPBD saat mengevakuasi siswa sepulang sekolah untuk melewati genangan banjir. foto: BPBD

KUDUS (SUARABARU.ID) – Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Kudus terus meluas. Jumlah warga yang terpaksa mengungsi terus meningkat akibat ketinggian air di pemukiman semakin meningkat.

Data dari BPBD Kabupaten Kudus, total jumlah warga yang mengungsi saat ini mencapai 173 jiwa yang terdiri dari 63 laki-laki dan 54 perempuan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 50 jiwa diantaranya anak-anak dan balita serta 32 jiwa lansia.

Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Munaji  mengatakan, para pengungsi tersebut tersebar di beberapa titik posko pengungsian yakni Balai Desa Payaman, Kecamatan Mejobo, GKMI Tanjungkarang, Balai Desa Jatiwetan, serta Kelenteng Tanjungkarang.

“Sehari sebelumnya jumlah pengungsi hanya 19 jiwa, hari ini (2/3) bertambah lagi. Sedangkan desa terdampak sebanyak delapan desa,” kata Munaji di Kudus, Kamis.

Menurut dia data pengungsi dimungkinkan akan terus bertambah jika curah hujan cenderung naik.

Dari pendataan BPBD, untuk desa terdampak banjir di Kecamatan Mejobo ada dua desa, yakni Desa Payaman dan Golantepus. Sedangkan di Kecamatan Jati, meliputi Desa Tanjungkarang, Jati Wetan dan Jetiskapuan.

Kemudian di Kecamatan Undaan ada tiga desa, meliputi Desa Ngemplak, Karangrowo, dan Undaan Lor. Ketinggian air di wilayah tersebut bervariasi yakni dengan ketinggian maksimal 50 cm di kawasan pemukiman.

Selain menggenangi pemukiman penduduk, banjir juga menggenangi areal persawahan di lima kecamatan, yakni Kecamatan Mejobo, Jati, Undaan dan Jekulo dengan total luas areal sawah mencapai 5.075 hektare.

Untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum setiap harinya, warga di pengungsian sudah disiapkan dapur umum yang menyiapkan kebutuhan makan warga, termasuk yang bertahan di rumah.

Ali Bustomi