blank
Bupati Kebumen Arif Sugiyanto dan Ny Iin Windarti Arif Sugiyanto pada silaturahmid aga ODHA dan ADHA.(Foto:SB/Ist)

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Bupati Kebumen Arif Sugiyanto menyatakan, orang dengan HIV/AIDS (ODHA) jangan langsung dikatakan sebagai aib yang harus dijauhi atau dikucilkan.

HIV/AIDS adalah sebuah penyakit, yang membutuhkan dukungan dari orang sekitar untuk bisa disembuhkan.

“AIDS ini tidak menular hanya dengan berbicara dengan penderitanya, tetapi melalui hal-hal lain, seperti seks bebas, penggunaan jarum suntik dan hal-hal negatif lainnya. Hilangkan stigma semacam ini, yang harus kita jauhi itu virusnya, bukan orangnya,“ujar Arif Sugiyanto.

Bupati menyampaikan itu saat menggelar silaturahmi dan halal bihalal bersama Orang dengan HIV AIDS (ODHA) dan Anak Dengan HIV AIDS (ADHA) di Pendopo Kabumian, Jumat (6/5). Acara dihadiri oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kebumen Iin Windarti Sugiyanto dan sejumlah pimpinan OPD.

Bupati meminta agar ODHA tidak dijauhi, melainkan harus dirangkul, dilindungi dan ditangani pengobatannya. Sebab, ketika tidak ditangani, justru dikhawatirkan malah menyebar ke orang lain lantaran tidak ada pendampingan.

Menurut Arif Sugiyanto, di Kebumen tercatat ada 1.775 pengidap HIV/AID. Mereka-mereka ini harus kita rangkul agar tertangani dengan baik, tidak depresi dan melakukan tindakan yang frontal.

Bupati menegaskan, yang terpenting dalam menyikapi persoalan HIV/AIDS adalah penanganannya. Pemerintah harus benar-benar hadir kepada masyarakat untuk memberikan edukasi tentang bahaya seks bebas yang bisa menimbulkan HIV/AIDS, dan menangani bagi mereka yang sudah terkena.

“Penanganan ini harus sedini mungkin, tidak ada satu hal yang tidak bisa diselesaikan kalau ada komunikasi. Kepada para penyandang atau penyidap, jangan merenung diri, jangan stres. Tapi aktiflah melakukan komunikasi dengan penyandang lain, dan petugas karena kita sudah ada wadahnya KPA,” terang Bupati.

Terkait data kasus AIDS di Kebumen yang masih tertinggi di Jateng pada 2022 ini, lanjut Bupati, tentu ini menjadi PR. Namun ini bisa jadi karena petugas KPA Kebumen sangat aktif men-tracking orang-orang yang diduga kuat terkena HIV/AIDS sehingga AIDS yang layaknya fenomena gunung es cepat terungkap kasusnya.

Bupati pun prihatin, dengan banyaknya penyandang HIV-AIDS di Kebumen yang rata-rata adalah anak muda. Bahkan, sempat ditemukan anak pelajar yang sudah terkena AIDS. Hal ini menjadi catatan penting, terutama pihak keluarga untuk melakukan pengawasan terhadap anak-anak agar tidak terjun dalam dunia bebas.

“Orang tua bisa menguatkan karakternya dengan cara pendidikan keagamaan. Kuatkan pendidikan karakter anak-anak sedini mungkin dengan nilai-nilai agama. Karena apa? Sekarang anak-anak dua tahun sudah pegang handpone, kalau tidak sampai diawasi, maka ini bisa membahayakan,”jelasnya.

Komper Wardopo