SLAWI (SUARABARU.ID) – Perkembangan ekonomi digital dinilai menjadi salah satu pendorong akselerasi pemulihan ekonomi nasional. Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tegal, M Taufik Amrozy, pada seminar Peran Wanita dalam Era Digitalisasi Sistem Pembayaran, yang diadakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Tegal bekerja sama dengan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Tegal, di Pendopo Amangkurat, Pemkab Tegal, Selasa (19/04/2022).
Dalam acaara yang dihadiri Bupati Tegal Umi Azizah, Taufik Amrozy mengatakan, Bank Indonesia mencatat kenaikan transaksi ekonomi digital yang sangat signifikan selama masa pandemi. Sehingga, ibu-ibu sebagai penggerak perekonomian perlu beradaptasi dalam memanfaatkan berbagai sarana ekonomi digital yang ada.
“Perempuan berperan besar sebagai penggerak ekonomi keluarga. Hal ini ditunjukkan bahwa perempuan memiliki peran adil dalam melakukan pemulihan ekonomi nasional,” ungkap Taufik.
Data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) menunjukan bahwa pemilik dan pelaku UMKM di Indonesia mayoritas adalah perempuan. 52 persen dari 63,9 juta pelaku usaha mikro di Indonesia adalah perempuan, 56 persen dari 193 ribu usaha kecil pemiliknya adalah perempuan dan 34 persen dari 44,7 ribu pelaku usaha menengah adalah perempuan.
Dalam kesempatan tersebut, Taufik juga mengenalkan BIFAT dan QRIS. BIFAT merupakan infrastruktur sistem pembayaran ritel nasional yang bisa memfasilitasi pembayaran ritel lebih cepat, aman, efisien, dan fleksibel yang tujuannya untuk menghadirkan layanan sistem pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman, dan dapat dipercaya.
Sedangkan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) adalah teknologi dari Bank Indonesia yang memudahkan transaksi secara non tunai. Aplikasi pembayaran dapat langsung diunduh di perangkat pribadi masing-masing.
“Dengan dua alat pembayaran non tunai yang sudah saya sebutkan sebelumnya, ibu -ibu semua bisa bertransaksi kapanpun, dimanapun, dan jam berapapun. Inilah salah satu kemudahan dari era digitalisasi,” tambah Taufik
Taufik juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Kabupaten Tegal yang memiliki semangat tinggi untuk terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Pada awal April lalu, telah diresmikan e-retribusi di lima pasar Kabupaten Tegal, yaitu Pasar Jatilaba, Pasar Mejasem, Pasar Margasari, Pasar Jejeg, dan Pasar Pesayangan. Sebelumnya, pada akhir tahun lalu, SIAP QRIS telah diluncurkan di lima pasar di Kabupaten Tegal.
Bupati Tegal, Umi Azizah, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas diselenggarakannya edukasi dari BI sebagai upaya kolaboratif bersama GOW Kabupaten Tegal dalam meningkatkan literasi keuangan digital, terutama pada kaum wanita, ibu atau perempuan.
“Kita bisa rasakan perannya sangat besar dalam membantu perekonomian rumah tangga. Membantu suami mencari nafkah dari memasarkan produk secara daring, secara online baik lewat marketplace maupun media sosial,” ungkap Umi.
“Tujuannya untuk memberikan bekal pengetahuan yang memadai dalam menggunakan teknologi digital secara tepat, benar, dan aman. Agar bisa terhindar dari hal-hal yang merugikan seperti penipuan berkedok pembiayaan dan investasi dari penyelenggara tekfin ilegal. Maka dari itu masyarakat perlu diedukasi agar bisa menyaring tawaran yang banyak bertebaran,” tambah Umi.
Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Tegal, Alfiyah, menambahkan peserta yang mengikuti seminar merupakan ibu-ibu pilihan dari 30 organisasi wanita yang aktif di Kabupaten Tegal.
“Perempuan pada masa sekarang harus bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman yang semuanya sudah serba digital. Sehingga kami mohon kepada ibu-ibu semua supaya tidak alergi, tidak sungkan untuk belajar bagaimana posisi digital ekonomi di era saat ini,” ungkap Alfiyah.
Nino Moebi