blank
Anggota Fraksi Gerindra DPRD Jateng, Sri Hartini.

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Fraksi Gerindra DPRD Jateng mendorong penyelesaian jalan Tol Semarang-Demak Tepat Waktu. Jalan Tol Sepanjang 26,7 KM tersebut diharapkan menjadi solusi kemacetan jalur pantura dan mencegah terjadinya rob.

Sampai saat ini, progres pengerjaan jalan tol Semarang-Demak yang terbagi menjadi dua seksi tersebut masih proses. Untuk Seksi I Kaligawe-Sayung yang memiliki panjang 10,39 kilometer progres sudah mencapai 70%. Sementara untuk Seksi II Sayung-Demak yang memiliki sepanjang 16,31 KM masih dalam proses pengerjaan.

Anggota Fraksi Gerindra DPRD Jateng, Sri Hartini mengatakan penyelesaian jalan tol Semarang-Demak sangat ditunggu masyarakat. Lantaran memiliki dua fungsi, yakni pengurai kemacetan Jalur Pantura dan tanggul bencana rob yang membahayakn wilayah pesisir.

“Fraksi Gerindra di DPRD Jateng terus memantau penyelesaian Jalan Tol Semarang-Demak tepat waktu. Ini penting, berkaitan dengan solusi kemacetan dan solusi bencana rob,” kata Sri Hartini yang duduk di Komisi D DPRD Jateng, Selasa (15/3/2022).

Namun demikian, ada beberapa kendala yang dihadapi dalam penyelesaian Jalan Tol Semarang-Demak tersebut.

Pertama perihal pembebasan lahan yang belum selesai. Disebabkan, sebagian lahan terkena rob dan terendam. Sehingga pembebasan tidak bisa serta merta dilakukan melainkan mesti ada Perpres sebagai landasannya.

Kedua, cukup tingginya curah hujan juga menjadi kendala lain dalam pengerjaan Jalan Tol Semarang-Demak.

Untuk itu, ia sepakat jika dibuat kolam retensi untuk penampungan air sehingga mempermudah pengerjaan di titik jalan tol yang sedang dikerjakan.

“Solusi-solusi itu hendaknya segera ditempuh. Sehingga pengerjaan jalan tol tak meleset dari target yang telah ditetapkan dan bisa segera dioperasionalkan,” lanjut Sri Hartini.

Sebelumnya, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah-DI Yogyakarta Wida Nurfaida membenarkan untuk Seksi 1 Kaligawe-Sayung masih ada beberapa kendala. Selain pembebasan lahan yang masih menunggu Perpres, faktor cuaca juga perlu menjadikan perhatian khusus.

Karena setiap tahun terjadi banjir dan rob, jadi perlu adanya kolam retensi untuk penampungan air. Namun demikian, pihaknya terus mencari solusi supaya proses pembangunan ini berjalan lancar.