TEGAL (SUARABARU.ID) – Sekelompok musuh berhasil menduduki Kota Tegal, Jawa Tengah. Dalam aksi tersebut, salah satu pejabat Kota Tegal disandera. Selain itu sejumlah obyek vital juga berhasil dikuasai kelompok tersebut.
Mengetahui ancaman itu, prajurit TNI-AD dari Kodam IV Diponegoro langsung terjun untuk membebaskan Kota. Mereka memukul mundur dan kembali menguasai wilayah.
Sebelum itu dilakukan, mereka melakukan evakuasi terhadap warga sipil untuk menghindari jatuhnya korban. Berkat kesigapan para prajurit dari berbagai satuan, Kota Tegal akhirnya berhasil dibebaskan dari sekelompok teror.
Peristiwa tersebut merupakan skenario dalam kegiatan latihan pertempuran kota (Latpurkota) yang terintegrasi Yonif 407/PK (Padma Kusuma) Tegal yang dilaksanakan selama dua hari, Jumat-Sabtu (11-12/3/2022).
Danrem 071/WK (Wijaya Kusuma) Kolonel Inf Dwi Lagan Safrudin usai kegiatan Sabtu (12/3/2022) mengatakan, apel gelar pasukan digelar untuk mengetahui kesiapan prajurit di satuan Kodam IV/Diponegoro. Kemudian, untuk Latpurkota merupakan kegiatan latihan dalam satuan untuk membina kemampuan anggota.
“Latpurkota ini untuk membina kemampuan satuan khususnya di wilayah Kodam IV Diponegoro,” katanya.
Menurut Danrem, berbicara tentang spektrum ancaman kedepan, maka perlu disiapkan kemampuan personel. Sehingga, segala bentuk ancaman akan bisa diatasi. “Pada kegiatan ini, kita melibatkan personil orang yang terdiri dari berbagai satuan,” ujarnya
Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono mengatakan pihaknya menyampaikan terimakasih terhadap jajaran Kodam IV Diponegoro. Sebab, telah memberikan kepercayaan kepada Kota Bahari sebagai tempat penyelenggaraan Latpurkota.
“Kami menyampaikan terimakasih kepada jajaran Kodam IV Diponegoro. Karena ini adalah kesempatan yang baik, Kota Tegal dijadikan tempat latihan tempur kota,” katanya.
Sebelumnya, Pangdam IV Diponegoro Mayjend Rudianto dalam sambutannya yang dibacakan Danrem menyebut Jawa Tengah merupakan barometer Indonesia. Karena apapun yang terjadi di baik di bidang politik, ekonomi maupun sosial budaya dan pertahanan keamanan pasti akan berpengaruh terhadap situasi nasional.
“Jumlah penduduk yang cukup besar dan terdiri dari berbagai suku, agama, dan ras jika tidak dikelola dengan baik, juga sangat berpotensi menimbulkan konflik, apalagi disinyalir cukup banyak kelompok radikal yang tersebar di berbagai daerah di Jawa Tengah,”katanya.
Karenanya, harus diantisipasi setiap potensi ancaman yang mengarah pada berkembangnya paham Radikalisme dan kemungkinan terjadinya aksi-aksi terorisme. Sehingga perlu memaksimalkan kinerja aparat intel di lapangan, melakukan koordinasi secara terpadu dengan aparat teritorial serta melakukan kegiatan pembinaan mental dan hukum.
“Optimalkan peran para Babinsa di wilayah masing-masing untuk meminimalisir berkembangnya kelompok-kelompok radikal dalam masyarakat,” jelasnya.
Pangdam menambahkan, Latihan pertempuran kota yang baru saja dilaksanakan oleh Yonif 407/PK merupakan latihan dalam satuan yang bertujuan untuk membina kemampuan tempur prajurit Satpur, Satbanpur dan Satbanmin. Sehingga, senantiasa siap menghadapi tantangan tugas kedepan yang semakin kompleks.
“Kemampuan pertempuran kota ini harus dimiliki seluruh satuan jajaran Kodam IV/Diponegoro, bukan hanya dimiliki oleh pasukan khusus atau Raider. Untuk itu saya berpesan agar latihan pertempuran kota dilaksanakan secara rutin untuk menjaga dan meningkatkan kemampuan prajurit,” pungkasnya.///
Nino Moebi