KEBUMEN (SUARABARU.UD) – Para peternak kelinci di Kebumen bakal dilatih mengembangkan hasil usaha ternak agar mampu naik kelas untuk diekspor ke luar negeri.
Hal itu dibahas dalam pertemuan pegawai Badan Karantina Pertanian Cilacap bersama Bupati Kebumen Arif Sugiyanto di Pendopo Kabumian, Kamis (24/2).
Doktor Mujiatun mewakili Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Badan Karantina Pertanian mengatakan, peternakan kelinci di Kebumen sebenarnya memiliki potensi luar biasa untuk dikembangkan lebih besar supaya mampu menembus pasar ekspor.
“Maksud kedatangan kami ke sini tidak lain untuk mengajak peternak kelinci di Kebumen bisa maju dengan meningkatkan hasil ternaknya, dan bisa diolah menjadi produk makanan yang bisa diekspor,”ujarnya.
Pada audiensi bersama Bupati itu pihaknya mempertemukan para eksportir dengan peternak kelinci di Kebume. Harapannya mereka bisa saling belajar dan bertukar pikiran tentang pengembangan usaha ternak kelinci.”Mereka akan diajari bagaimana cara ekspor, prosedurnya seperti apa, berserta turunannya,”imbuh Mujiatun.
Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Cilacap pada hari yang sama juga sudah menggelar kegiatan bimbingan teknis akselerasi ekspor kelinci dan produk turunannya, di Grand Kolopaking Hotel Kebumen, menghadirkan para peternak kelinci.
Mujiatun menjelaskan mengenai persyaratan teknis karantina kelinci dan produk asal kelinci dari Indonesia, persyaratan tujuan, ketertelusuran genetik serta pentingnya koordinasi yang baik antar instansi.
“Terkait lalu lintas ekspor dan impor, Karantina Pertanian bertugas memberikan jaminan kesehatan kelinci, tindakan karantina, pemenuhan langkah-langkah ketertelusuran dan pemenuhan persyaratan negara tujuan,” tutur Mujiatun.
Daging Kelinci Halal dan Enak
Bupati Kebumen Arif Sugiyanto mendukung penuh upaya Badan Karantina Pertanian untuk melakukan pembinaan terhadap peternak kelinci agar bisa semakin maju. Masyarakat memang perlu diberi pemahaman bahwa daging kelinci itu halal dan enak dikonsumsi.
“Daging kelinci itu enak ya, kemarin kita juga coba makan sate kelinci di Adimulyo. Jadi kelinci ini bisa jadi alternatif makanan sehat masyarakat pengganti ayam dan ikan sehingga perlu dikembangkan agar produk olahannya bisa tembus ekspor,”jelas Arif Sugiyanto didampingi Ny Iin Windarti.
Dwi Astuti selaku Kepala Karantina Pertanian Cilacap mengatakan, dengan kegiatan ini diharapkan peternak kelinci terutama di Kabupaten Banyumas, Cilacap dan Kebumen dapat memahami persyaratan karantina hewan, prosedur ekspor hewan, dan dapat mulai mengekspor kelinci serta produk turunannya.
Berdasarkan data IQFAST Badan Karantina Pertanian tahun 2019, ekspor kelinci tercatat sebanyak 975 ekor. Kenaikan 31% ekspor di tahun 2020 menjadi 2.996 ekor dengan nilai Rp. 213,6 juta. Tahun 2021 sebanyak 2.448 ekor. Peminat kelinci Indonesia yaitu Singapura, Malaysia, Myanmar, Pakistan, Filipina, Jepang, Korea selatan, Belgia, dan Inggris.
Komper Wardopo