blank
Peneliti utama BRIN Karangsambung Kebumen Chusni Ansori bersama Ketua Harian Badan Peengelola Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong Djoenedi Fatchurahman menyampaikan jumpa pers di Kominfo Kebumen.(Foto:SB/Komper Wardopo)

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang mewadahi LIPI kini tengah membangun Kampus Geodiversitas Karangsambung Kebumen yang digelontor anggaran Rp 121 miliar.

Pembangunan fisik kampus geologi nasional tersebut sedang berlangsung dan ditargetkan selesai Juni 2022. Bahkan beberapa waktu lalu Kepala BRIN Laksana Tri Handoko juga telah meninjau perkembangan pembangunan kampus geologi tersebut.

Peneliti utama Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung (BIKK) BRIN Ir Chusni Ansori MT pada Konferensi Pers “Perlindungan dan Pengeloaan Taman Bumi (Geopark) Karangsambung-Karangbolong dan BRIN Mendukung Kebumen sebagai Geopark Global” yang digelar Dinas Kominfo Kebumen Kamis (11/11) menyatakan, Kampus Geodiveritas Karangsambung itu berfungsi sebagai wahana edukasi, konservasi dan pemberdayaan.

Saat ini dibangun gedung terpadu berupa museum dan pusat informasi serta sarana riset dan pendidikan bagi mahasiswa yang melakukan penelitian geologi. Selanjutnya akan dilengkapi sarana prasana senilai Rp 15 miliar. Total anggaran Kampus Geodiversitas Karangsambung tersebut mencapai Rp 150 miliar.

Bahkan ke depan BRIN telah memutuskan Kampus Goediversitas Karangsambung menjadi sarana riset geopark tingkat nasional.“Nanti setiap riset batuan dan geologi di seluruh Indonesia wajib menyerahkan hasilnya ke Kampus Geodiversitas Karangsambung,”jelas Chusni.

Guna mendukung fungsi konservasi, BRIN juga akan melengkapi sarana Kampus Geodiversitas Karangsambungt dengan mini botanical garden atau semacam kebun raya mini yang menyimpan koleksi tanaman lokal.

Sedangkan fungsi pemberdayaan, BRIN juga akan melengkapi sarana pendukung di Kampus Geodiversitas Karangsambung berupa ruang pamer bagi Pokdarwis dan BUMDes bagi desa-desa di kawasan geologi Karangsambung. Bahkan saat ini BRIN Karangsambung telah memiliki Pokdarwis binaan 20 desa di Kebumen utara.

Berpotens Besar Majukan Ekonnomi dan Wisata

Sementara itu Ketua Harian Badan Pengelola Geopark Karangsambung-Karangbolong Ir H Djoenedi Fatchurahman MSi menjelaskan, Geopark Karangsambung -Karangbolong ditetapkan menjadi Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong (GNKK) sejak 28 November 2019. Artinya hingga saat ini sudah tiga tahun berjalan.

Namun berhubung kondisi pandemi Covid-19, masih banyak program yang belum bisa berjalan karena pengalihan anggaran. Tahapan yang berjalan pada sosialisasi dan edukasi. Padahal potensi pengembangan GNKK menjandi Global Geopark sangat terbuka.

Menurut Djoenedi, pada tahun ini pihaknya masuk rangking tiga besar geopark nasional. Rangking 1 Raja Ampat Papua, 2 Merangin Jambi dan 3 GNKK Kebumen.

“Berhubung setiap tahun hanya bisa mengajukan 2 geopark nasional ke Unesco maka tahun ini Geopark Nasional Karngsambung-Karanbolong belum bisa ikut. Namun kami berharap pada tahun depan kita bisa diajukan ke Unesco,”tandas mantan Kepala Bappeda Kebumen itu.

Djoenedi menyatakan, pekerjaan rumah besar saat ini yakni terus menyosialisasikan kepada berbagai pihak tentang potensi  besar GNKK Kebumen.  Perlu pula membangun sienergi dengan pemangku kepentingan.Terutama dalam tiga fungsi geopark atau taman bumi, yakni fungsi geologi, biologi dan pemberdayaan ekonomi berkelanjutan melalui wisata dan budaya.

Pihaknya optimistis, bila GNKK lolos menjadi Global Geopark, maka akan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dari sektor pariwisata. Berkaca dari Gunung Kidul, setelah ditetapkan menjadi Gunung Sewu Global Geopark, kini pertumbuhan wisata dan ekonomai daerah itu meningkat pesat.

Komper Wardopo