MAGELANG (SUARABARU.ID) – Panitia Hari Santri Nusantara PC NU Kota Magelang bekerja sama dengan Pondok Pesantren Dudan menggelar ‘’Gladen Alit Jemparingan Hari Santri Nusantara’’ di Pondok Pesantren Tidar Dudan, Kota Magelang, Jumat (22/10). Kegiatan itu diikuti 130 peserta dari Kedu Raya, DI Yogyakarta dan Solo Raya.
Pengasuh Pondok Pesantren Tidar Dudan, Kyai Bachrudin mengatakan, Hari Santri milik semua umat beragama, sehingga dirayakan semua kalangan. Salah satu cara merayakan dengan melestarikan tradisi yaitu menggelar jemparingan.
‘’Panahan atau jemparingan ini menggabungkan antara unsur olahraga dan wisata. Jadi peserta yang datang dari berbagai kota itu adalah penghobi dan komunitas serta mantan atlit panahan,’’ katanya.
Menurutnya, peserta wajib mengenakan pakaian adat Jawa baik laki-laki atau perempuan. Gaya memanahnya tradisional harus duduk bersila. Dalam gladet alet Hari Santri Nusantara itu memainkan 20 rambahan.
‘’Jadi ada 20 rambahan atau sesi melontarkan anak panah, masing-masing peserta mengikuti setiap rambahan itu dan dibagi menjadi 15 kelompok. Tapi kelompok ini diacak tidak dari komunitas yang sama,’’ ujarnya.
Setiap rambahan, lanjut dia, akan memperebutkan door prize mulai dari hand sanitizer, masker, peralatan mandi, sarung hingga voucer hotel. Rambahan yang anaknya mengenai kepala yaitu titik sasaran paling sulit, mendapatkan door prize yang lumayan bernilai.
‘’Setiap rambahan peserta akan memperebutkan bebungah, ini istilah kami. Tapi lebih dari sekedar memperebutkan bebungah, mereka lebih mengedepankan kekompakan, persaudaraan dan hiburan,’’ tambahnya.
Sekretaris HSN PC NU Kota Magelang, Sholahuddin mengatakan, Gladen Alit Hari Santri Nusantara merupakan rangkaian peringatan HSN 2021. Kegiatan jemparingan ini untuk mengangkat potensi wisata di Kota Magelang.
‘’Dengan pagelaran Gladen Alit Hari Santri Nusantara yang sukses digelar ini, Kota Magelang sudah mulai menjadi trendsetter untuk kegiatan berbasis budaya seperti jemparingan ini. Tahun depan tidak hanya mengundang para penghobi dari Jateng DIY, tapi bisa diselenggarakan secara nasional,’’ ujarnya.
Acara yang masih digelar dalam PPKM Level 2 ini, menurutnya, pihak panitia tetap mengedepankan protokol kesehatan, sehingga peserta kami batasi hanya 130 atau setara dengan 50 % dari kapasitas venue Panahan Pondok Pesantren Dudan Tidar.
Doddy Ardjono