blank
Mentan RI, Syahrul Yasin Limpo, ketika meninjau stand petani di Lamuk Kalikajar Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO (SUARABARU.ID)-Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (SYL), Jumat (15/10) sore, meninjau kick off kawasan pengembangan program Food Estate di Desa Lamuk Kecamatan Kalikajar Wonosobo Jawa Tengah, setelah sebelumnya melakukan hal yang sama di Embung Bansari Temanggung.

Dalam kunjungan di kawasan pertanian lereng Gunung Sumbing itu, Mentan RI didampingi Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat, Wakil Bupati M Albar, Ketua DPRD Eko Prasetyo Heru Wibowo, Sekda One Andang Wardoyo, Kapolres AKBP Ganang Nugroho Widhi SIK MT dan Dandim 0707 Letkol Inf Rahmat SE MSi.

Kedatangan SYL yang mengendarai mobil sendiri di medan menanjak itu, disamput pengalungan bunga dan selempang batik oleh dua penari lengger dari desa setempat. Selanjutnya, Mentan RI meninjau stand hasil pertanian yang disiapkan beberapa kelompok tani.

Saat meninjau stand produk pertanian, SYL melakukan dialog langsung dengan para petani dan penyuluh pertanian. “Gemana hasil pertaniannya, bagus nggak? Harga turun apa naik? Sekarang sedang panen produk pertanian apa? Apa masalah yang dihadapi?,” tanyanya.

Atas pertanyaan dari orang nomer satu di Kementan RI itu, para petani serempak menjawab, “Alhamdulillah hasil pertanian baik. Sekarang sedang panen cabai. Masalah yang dihadapi petani ketika panen tiba, harga hasil pertanian menurun drastis,” jawab para petani.

Setelah itu, SYL sempat mendatangi lahan pertanian cabai dan mendengarkan konsep dan rancangan pengembangan kawasan food estate di Wonosobo. Mentan RI juga rehat sejenak di “Saung Tani” untuk menikmati hidangan makanan lokal dan hasil buah durian khas daerah setempat.

Enam Daerah

blank
Mentan RI, Syahrul Yasin Limpo, ketika berada kawasan Food Estate di Lamuk Kalikajar Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

Menurut SYL, potensi pertanian di daerah Wonosobo sangat baik. Karena itu, dengan program food estate, diharapkan stok pangan akan tercukupi dan hasil pertanian akan stabil. Dengan demikian, ekonomi petani akan semakin membaik dan kesejahteraanya meningkat.

“Program Food Estate merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara integrasi, mencakup bidang pertanian, perkebunan dan bahkan peternakan di satu kawasan, untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Program ini akan memberi dampak bagi kesejahteraan petani,” sebutnya.

Pengembangan kawasan Food Estate di Wonosobo meliputi 6 daerah yakni Kalikajar, Watumalang, Kertek, Sapuran, Garung dan Kejajar, yang mempunyai lahan pertanian cukup luas dan cocok untuk pengembangan tanaman holtikultura.

Komoditas pertanian yang dikembangkan meliputi tanaman cabe, bawah merah, bawang putih dan kentang. Selama ini petani setempat sudah membudidayakan komoditas pertanian tersebut. Namun saat panen tiba, petani mengalami penurunan harga yang cukup tajam.

Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat menyambut baik pengembangan kawasan food estate di wilayahnya. Apalagi daerah pegunungan ini mengandalkan sektor pertanian sebagai penopang kemajuan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat setempat.

“Program food estate sejalan dengan konsep integrated farming (pertanian terintegrasi) yang digagasnya selama ini. Antara bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan akan dibangun dalam satu kawasan. Bahkan kini tengah dirancang desain tiap desa punya satu produk (one village one produck),” ujarnya.

Muharno Zarka