JEPARA (SUARABARU.ID) – Menindaklanjuti Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM), Program Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) di Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara menyelenggarakan pelatihan bertajuk “Model Pembelajaran Berbasis Project-Blended Learning dan Blended-Learning.” Kegiatan ini berlangsung Rabu (11/8-2021) di Sekuro Village Beach Resort Jepara.
Model Pembelajaran Project dan Pembelajaran Blended Learning merupakan pelatihan ke-7 dari 11 kegiatan PPKM Prodi PBI. Tujuannya untuk meningkatkan kapasitas dosen di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Pendikan Unisnu Jepara.
Kegiatan yang dibuka oleh Rektor Unisnu Jepara Dr KH. Sa’dullah Assa’idi M.Ag tersebut diikuti 6 orang dari tim taskforce PBI, 6 dosen PBI yang mengampu mata kuliah yang sudah dipetakan, serta masing-masing 3 perwakilan dosen dari PAI, PGPAUD, dan PGSD. Sedangkan Tenaga Ahli sebagai narasumber dalam kegiatan ini adalah Dr. Wahyudi, M.Pd. dari Universitas Kristen Satya Wacana dan Tim Taskforce PBI.
Rektor Unisnu Jepara Dr KH. Sa’dullah Assa’idi M.Ag saat memberikan sambutan pada acara tersebut mengungkapkan, yang namanya belajar sekarang ini mengenal syarat dan rukun. Ini berarti mengenal algoritma itu. Sebab algoritma itu sekarang menjadi sebuah keniscayaan. Manusia, mesin dan algoritma sekarang sudah bekerjasama dalam kehidupan ini,” ungkapnya.
Karena itu kita harus memahami dengan baik tata cara dan urutan-urutannya atau algoritma.,” ujar Rektor Unisnu. Termasuk saat kita menghadapi pandemi, tambahnya
Menurut Sa’dullah Assa’idi untuk dapat mengembangkan pembelajaran secara kreatif dan inovatif itu dituntut adanya pertukaran keahlian dan pengalaman. “Unisnu selalu terbuka untuk bekerjasama dan menjalin hubugan dengan lembaga pendidikan tinggi lain baik yang ada didalam negeri maupun luar negeri. Tujuannya untuk pengembangkan Unisnu.
Ia juga menjelaskan, pembelajaran saat ini harus dimaknai sebagai sebuah proses interaktif antara dosen dan mahasiwa. Harapannya pembelajaran itu dapat dijadikan warisan penting bagi mahasiswa dalam menghadapi perubahan jaman.
Kalau masa Plato atau Cicero orang dituntut mengerti semuanya, sekarang sudah berubah “Ada perubahan yang fundamental yaitu tuntutan menjadi seorang spesialis, profesional, kompartmen. “Ini sangat tergantung pada diri dosen yang dengan kompetensinya untuk memberikan link pengetahuan kepada mahasiswa,” ujar Sa’dullah Assa’idi.
Disinilah pentingnya menampilkan kepakaran seorang akademisi sebagai sebuah tanggung jawab. Kuncinya sangat sederhana yaitu amanah, dan kepercayaan diri untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya.
Berikan ketrampilan dosen
Sementara Kaprodi Pendidikan Bahasa Inggris, Hayu Dian Yulistianti, M.Pd dalam laporannya menjelaskan, tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan kepada dosen tentang model pembelajaran berbasis project based learning dan blended learning.
Disamping itu juga untuk memberikan keterampilan kepada dosen model pembelajaran berbasis project-based learning dan blended learning. “Output dari kegiatan ini adalah dosen memahami integrasi model pembelajaran project based learning dan blended learning”, ujar Hayu Dian Yulistianti.
Sementara menurut Dr. Wahyudi, M.Pd., narasumber UKSW Salatiga dalam paparannya menjelaskan bahwa dalam melaksanakan pembelajaran daring, dosen dapat mengkombinasikan dua pendekatan komunikasi pembelajaran, yaitu Sinkronus dan Asinkronus.
“Sinkronus adalah aktivitas belajar dimana pengajar dan pembelajar bertemu dalam waktu yang sama (real time). Sedangkan asinkronus adalah aktivitas belajar dimana pengajar dan pembelajar (siswa) tidak bertemu dalam waktu yang sama,” jelasnya
Wahyudi juga menjelaskan ada tahapan yang harus dilalui oleh pengajar dalam menerapkan sinkronus dan asinkronus. Tidak ada patokan khusus dalam prosentase penggunaan dua pendekatan ini. “Tetapi perlu adanya identifikasi kelas, karakteristik mata kuliah, karakteristik mahasiswa, dan kondisi akhir yang diharapkan dalam mata kuliah tersebut.” ujar Wahyudi.
Alvaros