blank
Perwakilan wartawan Suswanto Saputro saat menyerahkan bantuan berupa paket sembako kepada Erlita Siskawati, anak yatim piatu yang orang tuanya meninggal karena Covid-19. Foto : Hana Eswe.

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Seorang gadis berumur 14 tahun, Erlita Siskawati harus menjadi yatim piatu Covid-19.

Kedua orang tua Erlita meninggal karena keganasan virus yang sudah melanda Indonesia sejak pertengahan 2020 lalu.

Bukan karena orang tuanya melanggar protokol kesehatan. Akan tetapi, sang ayah yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan di RSUD dr Soedjati Purwodadi terpapar Covid-19 dari para pasien yang dirawatnya.

Begitu juga dengan ibunya yang ikut tertular akibat penyakit yang diderita ayahnya tersebut.

Harsono dan Siswanti, kedua orang tua Erlita akhirnya meninggal dunia saat sudah dilakukan perawatan intensif di RSUD dr Soedjati Purwodadi.

Saat ini, Erlita tinggal di rumah orang tuanya. Sang kakak yang bernama Heru (19) sudah menikah dan bekerja di Kecamatan Wirosari.

Sebagai ungkapan duka yang terdalam, polisi dari Polres Grobogan dan para wartawan di Grobogan mendatangi rumah Erlita di Kecamatan Grobogan.

Kedatangan mereka untuk menyampaikan bantuan berupa paket sembako dan juga uang tunai serta alat tulis untuk Erlita yang masih duduk di bangku SMP ini.

“Bantuan ini sebagai rasa duka sekaligus terimakasih atas perjuanganya membantu pasien Covid-19. Kami menyampaikan bantuan kepada Erlita anak nakes yang meninggal karena Covid,” ungkap Kapolsek Grobogan Iptu Sunarto, yang mewakili Kapolres Grobogan AKBP Benny Setyowadi.

Pemberian bantuan ini dilaksanakan bertepatan dengan tahun baru Muharam, Selasa (10/8/2021).

“Polisi bersama wartawan dari PWI dan IJTI, hanya bisa sedikit membantu dan berharap semoga adik Erlita tetap semangat meneruskan sekolah karena masa depan masih panjang,” tambah Iptu Sunarto.

Sementara itu, Ketua PWI Grobogan Felek Wahyu Prabowo mengucapkan ungkapan duka kepada Erlita dan juga Heru.

Bahkan, ayah dua anak ini memberikan semangat untuk Erlita agar tetap menjalani hidup dengan penuh suka cita meskipun ayah dan ibunya sudah meninggal dunia.

“Boleh sedih. Tetapi jangan lama-lama. Kalau kangen sama bapak ibu, langsung berdoa ya,” ungkap Felek, sapaan akrabnya.

Sementara itu, Ketua IJTI Muria Raya, Nursholi juga menyatakan hal yang sama. Sholi, sapaan akrabnya, meminta kepada Erlita Siskawati agar tetap semangat menjalankan kehidupan yang masih panjang.

“Tetap doakan bapak dan ibu. Mereka juga pastinya sayang sama adik-adik,” ungkap Sholi.

Hana Eswe.