SEMARANG (SUARABARU.ID) – Pemantauan kadar oksigen dalam darah secara berkala sangat diperlukan untuk mengetahui kecukupan kadar oksigen dalam darah seseorang. Agar organ dan jaringan tubuh manusia dapat berfungsi dengan baik, oksigen diedarkan ke seluruh tubuh melalui darah.
Kisaran kadar oksigen dalam darah yang ideal adalah 95–100%. Jika kadar oksigen dalam darah menurun (di bawah 90%), fungsi organ dan jaringan tubuh akan ikut menurun, sehingga dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Demikian disampàikan dr. Monica Surjanto, Sp.KO, Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga melalui rilisnya, Jumat (25/6/2021).
Menurutnya, kekurangan oksigen dalam darah sebaiknya tidak diremehkan. Sebab jika sudah parah, dapat berakibat fatal hingga menyebabkan kematian. Beberapa indikasi awal yang menunjukkan bahwa tubuh sedang kekurangan oksigen diantaranya sesak napas, pusing, batuk-batuk, jantung berdetak cepat, dan kulit terlihat lebih pucat.
“Salah satu cara mudah untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah adalah rutin dengan berolahraga. Berolahraga juga dapat membentuk pembuluh darah baru, sehingga memperlancar peredaran oksigen ke seluruh tubuh. Semakin banyak oksigen yang terserap, maka semakin baik pula kemampuan tubuh dalam memperbaiki jaringan yang rusak,” ungkapnya.
Untuk meningkatkan pasokan oksigen dalam darah, dr. Monica menyarankan untuk melakukan olahraga dengan intensitas sedang secara teratur, yaitu 3-5 kali dalam seminggu selama 30-45 menit.
“Untuk jenis olahraga, pilih yang bersifat ritmis dan berkesinambungan, misalnya renang, senam aerobik, jogging, bersepeda dan jalan cepat,” ujarnya.
Selain berolahraga, dr. Monica juga menyarankan untuk mengubah pola makan menjadi lebih sehat seperti banyak mengonsumsi makanan yang mengandung antioksidan dan mengonsumsi air putih, sedikitnya 1,5 liter sehari, rutin melakukan latihan pernapasan, serta menjaga kualitas udara dengan memastikan sirkulasi udara lancar.
Sejalan dengan mewabahnya virus Covid-19, dapat mengakibatkan penurunan kadar oksigen dalam darah meskipun tanpa menimbulkan gejala atau dikenal dengan istilah happy hypoxia. Untuk itu dr. Monica menyarankan untuk rutin melakukan pemantauan kesehatan, salah satunya tingkat saturasi oksigen.
Disampaukan, untuk mengetahui kadar oksigen dalam darah dapat diketahui lewat pemeriksaan gas darah hingga tes pernapasan, atau dengan cara yang lebih praktis yaitu dengan menggunakan alat bernama pulse oximeter, yang dapat membaca saturasi oksigen dengan mengukur panjang gelombang cahaya yang dipantulkan dari aliran darah.
Seiring dengan perkembangan teknologi, kini smartwatch canggih Amazfit Bip U Series pun telah dilengkapi fitur OxygenBeats™ untuk mengukur kadar oksigen dalam darah.
Menurutnya, jam tangan pintar Amazfit Bip U Series memiliki fitur kesehatan dan kebugaran canggih, salah satunya OxygenBeats™ yang dapat mengukur saturasi oksigen darah (SpO₂). “Fitur ini dapat membantu penggunanya memonitor kondisi tubuh, saat sedang tidak sehat, stres, atau saat latihan intensif untuk maraton, sesi olahraga berat, atau beraktivitas di ketinggian,” jelasnya.
Dikrtahui, Amazfit Bip U Series juga dilengkapi dengan BioTracker™2 PPG yang merupakan sensor pelacakan optik biologis untuk mengukur detak jantung penggunanya selama 24 jam non-stop. Fitur SomnusCare™ yang terdapat pada Amazfit Bip U Series akan membantu pengguna dalam memonitor kualitas tidurnya.
Sistem Penilaian Kesehatan PAI™ yang inovatif dapat mengubah data detak jantung, aktivitas terlacak, dan data kesehatan lainnya menjadi skor yang dipersonalisasi, yang memungkinkan pengguna dalam memahami kesehatan fisiknya secara real-time.
Ning