blank
Salah satu koleksi dari Dama Kara. Foto: Ant

JAKARTA (SUARABARU.ID) – Persaingan di industri fesyen menuntut para pelaku di dalamnya untuk membuat inovasi sekreatif mungkin demi memberikan nilai untuk produknya. Salah satunya adalah jenama (merk/brand) fesyen Dama Kara yang menggandeng para penyandang autisme, demi menyongsong nilai inklusif di busananya.

Pendiri Dama Kara, Nurdini Prihastiti mengatakan, koleksinya memiliki kisah masing-masing. Di volume ganjil koleksinya, ia menciptakan motif batiknya sendiri bertajuk “Gayatri” yang bergambarkan dua garis sejajar.

“Jadi dua garis ini seperti manusia yang memiliki dua sisi, ada kelebihan dan kekurangan, itu yang mau kami angkat. Sama seperti kita maupun anak-anak autisme, mereka juga memiliki dua sisi, kekurangan dan kelebihan,” kata Nurdini beberapa waktu lalu, ditulis Minggu.

Lebih lanjut, Nurdini mengatakan pihaknya menggunakan teknik tradisional seperti batik cap dan tulis, dengan pewarnaan tekstil pada umumnya yang mengusung warna-warna hangat seperti hijau dan cokelat.

Ada pun hasil dari penjualan produk di volume ganjil akan digunakan untuk membantu terapi anak-anak austisme. Terinspirasi dari terapi menggambar di Inggris, ia juga ingin memberikan terapi dan pelatihan yang sama demi menunjang kreativitas.

“Ini adalah bentuk support untuk teman-teman autisme untuk mendapatkan terapi menggambar gratis. Terapi juga baik untuk wadah berkomunikasi dan berekspresi,” kata Nurdini.

Nantinya, karya-karya anak autisme yang mengikuti terapi menggambar tersebut juga akan dijadikan motif dalam koleksi volume genap Dama Kara. Gambarnya pun bermacam-macam, mulai dari ayam hingga jerapah yang digambar sedemikian rupa.

Gambar dan motif yang diangkat pun kemudian akan “kembali” ke para kreatornya. Nurdini mengatakan ia memberikan royalti setiap bulannya pada setiap produk yang terjual. Saat ini, Dama Kara menggunakan dua gambar dari dua anak autisme untuk volume genap.

“Dengan memberikan bantuan terapi menggambar pada anak-anak austime melalui penjualan koleksi, mereka jadi memiliki ruang untuk berkreasi,” ujarnya.

“Kami berharap bisa menjadi pioneer dalam memberikan terapi menggambar untuk autisme dan harapannya banyak orang bisa terinspirasi,” pungkas Nurdini.

Sementara itu, Dama Kara baru-baru ini berhasil naik ke atas panggung di malam puncak penghargaan Modest Fashion Founders Fund 2021 (Modestfffund) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif & #Markamarie.

Setelah bersaing dengan ratusan brand lain di tahap seleksi administrasi, lalu maju ke pitching tahap satu, mentorship, pitching final, hingga fashion show, Dama Kara terpilih menjadi juara I ModestFFFund 2021.

Ant