blank
Muhammad Arif Sambodo (Kepala Disperindag Jateng). Foto: dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan terus bergerak meningkatkan ekspor, kendati pandemi belum usai. Tahun 2021 ini, mereka akan menggenjot ekspor produk herbal.

Sebab, produk ini banyak dibutuhkan sebagai salah satu penguat imun tubuh masyarakat, guna menghindari virus Corona. Tak heran, jika upaya itu mulai digarap sejak awal tahun ini.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jateng, Muhammad Arif Sambodo mengatakan, pihaknya akan melakukan upaya peningkatan ekspor produk herbal tahun ini.

BACA JUGA : Sah! Hendi–Ita Ditetapkan Pimpin Kota Semarang

”Tahun 2021, kita dorong produk ekspor yang sifatnya herbal. Peningkatan ekspor produk herbal dilakukan, karena saat ini situasinya masih pandemi,” kata Arif, yang ditemui di Kantor Gubernur Jateng, Kamis (21/1/2021).

Selain itu pula, Arif mengungkapkan, Jateng juga akan menggenjot ekspor produk sarang burung walet. Yang mana diketahui, jika sarang burung walet bagus untuk produk makanan dan minuman, pada beberapa waktu terakhir.

”Sarang burung walet sekarang untuk makanan dan minuman, yang saat ini pasarannya sedang bagus,” sambung Arif.

Secara keseluruhan Dispederindag menilai, secara internal untuk persoalan ekspor tidak menemui kendala berarti. Kaitannya internal, pihaknya akan menekankan berbagai cara untuk terus bisa memunculkan eksportir baru. Seperti halnya akan memaksimalkan program Export Coaching Program.

BACA JUGA : PPKM Kota Semarang Diperpanjang? Begini Jawaban Wali Kota Hendi

Diketahui, program ini adalah kegiatan pembekalan ilmu tentang ekspor, wacana, serta praktik untuk pelaku usaha. Mereka juga akan dilatih untuk bisa mendatangkan pembeli atau buyer. ”Bisa jadi dalam pelatihan itu dia bisa ekspor,” ujarnya.

Arif mencontohkan, tahun kemarin saja, dari program Export Coaching Program diikuti 26 orang peserta. Dari jumlah itu, 14 orang di antaranya bisa melakukan ekspor dengan total nilai USD 11,1 juta.

”Itu bagi Industri Kecil Menengah (IKM) kan besar totalnya. Karena yang kita latih ini yang masih kecil dan menengah,” tutur dia lebih lanjut.

BACA JUGA : Hujan Deras, Longsor Beberapa Titik di Borobudur

Sedangkan untuk kendala eksternal, Arif menambahkan, pihaknya membutuhkan pihak lain. Misalnya, optimalisasi pelabuhan. Seperti halnya adanya kontainer yang datang ke pelabuhan, namun tidak membawa muatan. Hal itu sama saja merugi.

Pada tahun lalu, ekspor nonmigas Jateng masih surplus USD 940 juta. Atas capaian itu, dia menilai trek Jateng sudah bagus. Sampai saat ini, negara tujuan ekspor produk asal Jateng adalah USA, Jepang, Cina, Uni Eropa di Jerman, dan negara-negara ASEAN.

”Produk unggulan Jateng meliputi tekstil, furniture, alas kaki sepatu, dan barang berbahan dasar dari kulit,” pungkasnya.

Hery Priyono-Riyan