blank
Pasangan Sri Lestari dan Suyanto (berbaring), yang sama-sama berjuang untuk melawan rasa sakit. Foto: hana eswe

GROBOGAN (SUARABARU.ID)– Kesetiaan seorang istri terpancar dari wajah Sri Lestari, warga Desa/Kecamatan Gubug. Meski sudah delapan tahun menderita gagal ginjal. Namun dia tetap setia merawat Suyanto, suaminya, yang dua bulan terakhir ini menderita stroke.

Suyanto yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga, kini harus terkulai lemas di pembaringan. Padahal untuk kebutuhan sehari-hari serta biaya dua anaknya yang bersekolah, diandalkan dari pekerjaannya sebagai tukang ojek online.

”Setelah suami saya sakit stroke, saya cuma pasrah. Saya mengandalkan bantuan dari kerabat. Ada juga tetangga yang membantu kami. Ya bagaimana lagi. Saya sendiri tidak bisa bekerja, karena sakit ginjal,” ujar Lestari, yang ditemui di rumahnya, Minggu (3/1/2021)

BACA JUGA : Polres Banyumas Tangkap Pencuri Kabel Jaringan Telkom

Diceritakan sang istri, Suyanto pernah sakit yang sama pada dua tahun silam. Setelah diperiksa, satu pekan langsung sembuh dan kembali bekerja.

”Ini sakit yang kedua kalinya. Berawal saat suami pulang dari ngojek. Kemudian dia mengeluh pusing dan dipikir ini sakit biasa. Lalu dipergunakan untuk istirahat. Tiba-tiba pas bangun, kok pingsan. Bapak kemudian dibawa ke rumah sakit,” tambah Lestari, sambil sesekali memijat tangan suaminya.

Tidak kunjung sadar dari tidurnya, Suyanto dirujuk ke RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang. Selama 18 hari dirawat, kondisinya membaik dan dibawa ke pulang ke rumah.

Namun penyakitnya tak kunjung sembuh. Dia diharuskan kontrol sepekan sekali di RS. ”Saat sakit dan kontrol pakai fasilitas BPJS Mandiri. Seminggu sekali wajib kontrol ke RS,” tambah Lestari.

BACA JUGA : PB NU: Bubarkan FPI, Pemerintah Tidak Anti-Islam

Lestari sendiri juga harus cuci darah sebanyak dua kali dalam sepekan. Hal ini dilakukannya demi mengobati sakit ginjalnya itu. ”Dua kali seminggu saya rutin cuci darah,” ungkap dia.

Dengan kondisinya itu, kini ada banyak warga, tetangga maupun teman terdekatnya, datang untuk membantu meringankan kebutuhan ekonomi keluarganya. Mereka juga berharap, pemerintah juga turut membantu supaya beban kehidupan keluarga Suyanto menjadi ringan.

”Sedih rasanya melihat mereka dengan kondisi ini. Saya dan beberapa tetangga yang lain, hanya bisa membantu ala kadarnya. Semoga ada perhatian dari dermawan maupun bantuan pemerintah, untuk keluarga mereka. Terutama untuk kebutuhan sehari-hari, maupun biaya sekolah anak-anak mereka,” ujar Indah, salah seorang tetangganya.

Hana Eswe-Riyan