blank
KH Thoyfur Mawardi ketika mengisi pengajian umuk dalam rangka khoul KH Zainudin Bambusari. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Pengajian umum dalam rangka haul alm. KH. Zainuddin Bambusari Sapuran Sabtu (12/12) siang diisi dengan ceramah tunggal oleh KH. Thoyfur Mawardi, pengasuh Pesantren Daruttauhid Purworejo.

Mbah Thoyfur, demikian kiai kharismatik ini biasa dipanggil, menjelaskan tentang pentingnya meneladani para ulama dan -auliya-terutama dalam berdakwah.

Menurutnya, para wali terdahulu dalam berdakwah selalu mengedepankan hikmah dan tidak sekadar ceramah.

“Kenapa para wali lebih mengutamakan hikmah daripada ceramah?” Demikian kiai sepuh ini memberikan pertanyaan.

Dia pun kemudian menjelaskan dengan gamblang bahwa hikmah itu bisa diartikan dengan ilmu dan juga perilaku atau keteladanan.

Dikatakan, sebenarnya kalau dibaca perintahnya sangat jelas, al-Quran menegaskan dakwah yang artinya mengajak itu pertama-tama dengan hikmah.

“Artinya, dengan ilmu, dengan pemahaman yang dalam. Hikmah juga berarti dengan perilaku, dengan keteladanan. Jadi dakwah itu tidak hanya ceramah,” jelasnya lebih lanjut.

Dakwah Walisongo

blank
Ketua Umum Jayanusa Idham Cholid bersama KH Thoyfur Mawardi. Foto : SB/Muharno Zarka

Kiai Thoyfur juga mencontohkan bagaimana model dakwah Walisongo misalnya yang harus sampai beradu kesaktian. Bahkan, menurutnya, Nabi Muhammad Saw dulu juga begitu.

“Nabi Muhammad Saw malah sampai dikatakan sebagai tukang sihir oleh orang-orang kafir saat itu ketika beliau membuktikan kesaktian bisa membelah rembulan,” demikian dia contohkan.

Ketua Umum Jayanusa Idham Cholid yang hadir pada pengajian haul itu mengapresiasi ceramah Kiai Thoyfur. Menurutnya, pemahaman seperti itu perlu terus ditanamkan.

“Terus terang, saat ini dakwah sudah dimaknai sangat sempit hanya sekadar ceramah. Lebih para lagi, kalau ceramahnya gak keras, gak mencaci maki, tidak dianggap berdakwah.” tegasnya memprihatinkan.

Idham yang juga Ketua GMPK Wonosobo ini mengusulkan perlunya ormas-ormas Islam khususnya menggelar secara khusus edukasi dakwah transformatif agar model dan cara berdakwah lebih mencerahkan.

“Dakwah transformatif menjadi sangat urgens saat ini di tengah arus dakwah yang hanya bikin resah. Dakwah kita harus merubah, memberikan kesadaran baru masyarakat. Bukan provokasi sesat,” tegasnya.

Hadir dalam pengajian haul antara lain KH Tirmidzi Zein, KH Muzammil, KH Misbahul Munir dan masyarakat sekitar.

Muharno Zarka-Wahyu