TUBAN (SUARABARU.ID) –Semua doa umat Khonghucu yang mengharapkan adanya perdamaian di Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban pada Oktober ini tampaknya bakal terkabul. Tempat Ibadah Tri Darma (TITD) Kwan Sing Bio dijadwalkan dibuka lagi pada 25 Oktober 2020.
Demikian ungkap Ketua Penilik (Demisioner), Alim Sugiantoro. Alim menuturkan Tuhan mengutus dan mengetuk hati tiga tokoh nasional di Jatim untuk menyelesaikan konflik Kelenteng Kwan Sing Bio.
Kwan Sing Bio merupakan kelenteng terbesar di Asia Tenggara. Nama kelenteng ini juga sudah dikenal di seluruh dunia.
”Kami mengucapkan terima kasih kepada tiga tokoh itu yang bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran demi kepentingan umat beragama di seluruh Indonesia,” ungkapnya, Kamis (22/10).
Menghormati Kebebasan
”Konflik akan diselesaikan dengan kepala dingin dan damai. Jangan coba-coba menghalangi umat beribadah demi kepentingan pribadi. Yang harus dijunjung tinggi adalah menghormati kebebasan umat beragama,” imbuh Alim.
Seperti diketahui, konflik Kelenteng Tuban terjadi karena adanya kepengurusan baru yang dibentuk dengan melanggar angaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) sesuai keputusan Pengadilan Negeri No 11/Pdt.G/PN Tbn tanggal 15 Juni 2020 keputusan sela yang harus dipatuhidan No 11/Pdt.G/PN Tbn tanggal 30 Juli 2020 .
Terjadi konflik antara pengurus demisioner dan pengurus baru yang mengakibatkan kelenteng digembok dari luar sehingga umat tidak bias beribadah.
Langkah perdamaian ini diupayakan oleh Agun sebagai fasilitator. Agun seperti diutus oleh kebesaran Kong Co Kwan Sing Tee Koen dan tangan-tangan Tuhan untuk menyelesaikan konflik yang telah berjalan bertahun-tahun dan kelenteng dikunci tiga bulan.
”Perdamaian ini akan bias terwujud atas restu Yang Mulia Kong Co Kwan Sing Tee Koen, dan Tuhan Yang Maha Esa,” paparnya.
Pengusaha ternama Tuban ini menjelaskan selama dalam masa konflik pihaknya selalu berdoa pada hari Tiong Dju (sembahyang besar Zhong Qiu/sembahyang Chang/sembahyang pertengahan musim gugur). Sembahyang Zhi Sheng dan pada hari lahir Nabi Khong Zij uga dilantunkan dan dipimpin Alim.
”Makna doa-doa itu terkabul dan diteruskan dengan ritual tolak balak melepaskan Sembilan bulus untuk membuang sial dan mendatangkan panjang umur,” ujarnya.
rr