SURABAYA (SUARABARU.ID) – Meski dalam suasana pandemi covid-19, tidak menghalangi wartawan untuk menambah kapasitas keilmuannya di dunia jurnalistik. Bahkan Keterbatasan ruang gerak, justru membuat semangat para pewarta semakin meningkat.
SKK Migas dan KKKS Jawa Bali Nusa Tenggara (Jabanusa), memfasilitasi peningkatan kapasitas wartawan melalui webinar tersebut, khususnya wartawan di wilayah Jabanusa.
Sedikitnya ada 70 wartawan dan 30 praktisi humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Bumi (SKK Migas) Jabanusa, memfasilitasi kegiatan tersebut.
Webinar yang berjalan cukup menarik itu, didukung oleh Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) Jabanusa, bahkan perwakilannya ikut aktif dalam webinar yang digelar setiap pekannya dengan kompetensi yang berbeda-beda.
Melalui ajang pelatihan webinar ini, Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa, Nurwahidi, Rsbu (9/9/2020), berharap upaya peningkatan kompetensi bisa tetap berjalan lancar dan mematuhi standar pencegahan virus corona.
“Saya berharap, meski tidak bisa bertemu dalam satu lokasi, namun acara ini bisa meningkatan hubungan baik antara SKK Migas dan KKKS Jabanusa dengan teman-media,” tandas Nurwahidi.
Mengolah Kata-Kata
Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa, berharap kegiatan ini bermanfaat untuk meningkatkan wawasan dan kompetensi peserta.
Adapun pemateri kegiatan terebit, pekan pertama Dr. Nanang Krisdinanto, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya mengisimateri Menulis Features.
Menurut Nanang, di tengah serbuan media sosial yang membuat semua orang bisa mengunggah informasi, kini industri media dan wartawan ditentukan oleh kemampuan menghadirkan karya jurnalistik yang mampu menyentuh jiwa pembaca melalui karya features.
Dipaparkan Nanang, wartawan harus mampu mengolah kata-kata. Salah satu tipsnya, wartawan harus bisa menghindari penulisan kata-kata sifat seperti cantik, bagus, indah, heboh, ramai dan sejenisnya.
Diskripsikan kata sifat itu, akan membuat pembaca benar-benar merasakan secara spesifik tentang apa yang ingin digambarkan, tambah Nanang.
“Intinya, wartawan harus bisa membuat orang yang membaca, termasuk orang yang buta, bisa merasakan keindahan, kecantikan atau kebagusan dari olahan kata-kata yang Anda sajikan,” ungkap Nanang.
Tips Memotret
Sementara materi tentang menghasilkan informasi melalui foto, disajikan oleh fotografer senior Jawa Pos, Beky Subechi. Peraih penghargaan beberapa lomba foto ini, menjelaskan bagaimana sebuah foto mampu menjelaskan banyak informasi, dan kejadian.
“Dulu hobi maupun pekerjaan fotografi menjadi pekerjaan yang mahal, karena kameranya saja mahal,” beber Beky.
Tetapi dengan perkembangan teknologi, lanjut Beky, semua bisa memotret dengan gadget dan hasilnya pun sudah banyak yang bagus.
Beky pun menjelaskan beberapa tips memotret yang ideal, sehingga wartawan mampu menghasilkan foto yang baik, dan menarik.
Salah satunya, kata Beky, adalah sudut pandang, cara pengambilan angle yang ingin ditonjolkan hingga pentingnya melihat cahaya matahari untuk warna yang akan ditanggap oleh kamera.
Salah satu tantangan terbesar lainnya membuat foto saat acara seremonial, wartawan harus mampu membuat foto yang punya nilai jurnalistik, jangan seperti orang awam, pungkas Beky.
Wahono-trs