SEMARANG (SUARABARU.ID)~ Adakan peringatan tahun baru Hijriyah 1442H dengan ngaji bareng KH Bahaudin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha yang diadakan pada Rabu (19/8/2020). Kegiatan ini dilangsungkan di kampus Unissula Kaligawe.
Dalam kegiatan itu Gus Baha mengingatkan pentingnya kearifan dalam mengelola kehidupan. Kebijakan dan kearifan yang utama adalah sesuatu yang tidak mendesak jangan dijadikan kebutuhan.
“Kenapa kita sedemikian ribet dalam hidup karena kita terlalu berlebihan dan menginginkan banyak hal yang sebenarnya tidak diperlukan, contohnya makan enak itu apa? Sebenarnya jawabannya sederhana saat kita lapar makanan apapun asal sehat dan halal menjadi enak,” ucap Gus Baha dalam ceramahnya.
Menurut Gus Baha, kita sering menterjemahkan makan enak itu pada objek makanan.
“Tapi kita menterjemahkan makan enak ya makan sate, gule dan lainnya, belum lagi tempatnya harus di warung makan yang bagus, harus ditemani pelayan maka hal itu akan membuat hidup kita jadi ribet. Coba saat kita lapar harus cari warung yang enak ternyata warung yang kita tuju sudah tutup atau untuk mencapai warung tersebut ternyata jalannya macet. Sehingga betapa ribet hidup kita hanya untuk makan enak”, ungkap Gus Baha.
Lebih lanjut Gus Baha menyarankan agar dalam hidup semaksimal mungkin tidak tergantung pada banyak hal. Hidup itu apa? Hidup yang paling mulia itu yang paling dekat dengan Allah.
“Usahakan agar kita tidak tergantung pada banyak hal. Karena tergantung pada banyak hal dan tidak tergantung pada banyak hal itu keren mana? cerdas mana?. Ya keren yang tidak tergantung pada banyak hal,” lanjutnya.
Menurut Gus Baha, Kalau manusia ingin bahagia janganlah bergantung pada banyak hal. Jika kebahagiaan manusia tergantung pada banyak hal, maka manusia akan jadi makhluk yang susaj bersyukur.
“Misalnya saja untuk bahagia itu bisa kapan saja ndak usah nunggu harus terkenal, harus punya uang banyak, harus ini harus itu. Kalau untuk bahagia saja harus menggantugkan pada berbagai kemungkinan dan keadaan betapa kita akan menjadi manusia yang susah bersyukur”, ujarnya.
Ia juga menjelaskan kebiasaanya membawa kitab kemana mana saat disuruh menjadi pembicara. Menurutnya kita semua sebagai umat Nabi Muhammad berhak mendapat warisan yang paling luhur dan jernih yakni Alqur’an dan Hadis serta yang paling berhak mendapat otoritatif menterjemahkan Alqur’an dan Hadis adalah ulama-ulama kelas dunia yang telah diakui kealimannya seperi Imam Buhari, Imam Ghozali dan ulama ulama yang sekaliber beliau. Sehingga umat berhak mendapatkan pemikiran pemikiran para ulama tersebut.
“Kalau saya ndak bawa kitab saya khawatir yang saya sampaikan adalah pemikiran saya bukan pemikiran pemikiran para ulama yang telah terbukti keotentikannya tersebut”, pungkas Gus Baha.
Rektor Unissula Drs. Bedjo Santoso MT Ph. D dalam sambutannya mengatakan, bahwa Unissula setiap tahunnya mengadakan peringatan tahun baru Hijriyah dalam rangka menegaskan Kembali pentingnya spirit Islam dalam kehidupan.
“Ngaji bareng Gus Baha ini menjadi agenda yang penting dalam peringatan tahun baru Islam kali ini karena Unissula ingin selalu dekat dengan ulama agar senanatiasa mendapat nasehat yang benar dan juga mendapatkan banyak keberkahan”, pungkasnya.
Absa/Msf