blank
JUMPA PERS - Wakil Wali Kota Tegal, Jumadi saat jumpa pers di Gedung Ki Gede Sebayu Komplek Balai Kota Tegal. (foto: nino moebi)

TEGAL (SUARABARU.ID) – Di tengah menyandang wilayah zona hijau, Kota Tegal tiba-tiba dikagetkan dengan lonjakan pasien yang terpapar positif Covid-19.

“Saat ini di Kota Tegal, ada sebanyak 28 orang yang terpapar positif Covid-19 mayoritas tenaga kesehatan,” kata Wakil Wali Kota Tegal, Jumadi saat jumpa pers di Gedung Ki Gede Sebayu Komplek Balai Kota Tegal, Jumat (7/8/2020) sore.

Jumadi menjelaskan, perkembangan suspect Covid-19 di Kota Tegal setelah dilaksanakan swab massal berbarengan dengan pelantikan Relawan Mandiri Covid-19 di Komplek Pendopo Kota Tegal, pada Kamis (30/8/2020) lalu terdapat 28 orang yang dinyatakan positif.

Dari 28 orang positif dengan rincian 14 orang asli Kota Tegal, 9 Orang Asli kabupaten Tegal, 1 orang asal Kabupaten Brebes, 2 orang domisili Jakarta, 1 orang domisili Bandung dan 1 orang domisili Temanggung.

Jumadi didampingi Forkopimda, staf ahli, asisten Setda Kota Tegal dan Kepala OPD di Lingkungan Pemkot Tegal mengatakan, sesuai arahan Gubernur, Pemkot Tegal tidak akan bicara tanpa data.

“Pemerintah Kota Tegal harus clear datanya baru bisa bicara, bukan data yang simpang siur yang beredar di masyarakat,” tegas Jumadi.

Perkembangan terakhir Covid-19 di Kota Tegal. Per hari ini ada 28 orang suspcet Covid-19 di Kota Tegal. Artinya hasil SWAB kemarin bukan hanya orang Tegal tetapi hampir rata.

Dari jumlah tersebut terdiri dari 5 orang dokter umum, 1 orang dokter gigi, 5 orang perawat, 8 perawat, 1 perawat gigi, 1 petugas gigi, 1 petugas lab, 2 farmasi, 2 administrasi, 5 bidan dan 1 jamaat Gereja di Kota Tegal yang asli Temanggung.

Jumadi, mengaku selalu berkoordinasi langsung dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Diakui Jumadi, sampai hari Jumat, dapat dilihat perkembangan yang luar biasa. Jumadi juga menyebut Pemkot melakukan swab massal hampir 779 orang yang ditracing mulai tanggal 30 Juli – 6 Agustus 2020.

“Tanggal 30 Juli 2020 sesuai arahan Pak Gubernur, mobil PCR yang dikirim kemari sebanyak 64 orang, kemudian kita diskusi, artinya sepengetahuan Dinas Kesehatan, BPPD. Pada saat pelantikan Relawan Covid, Dinkes berkoordinasi dengan mobil PCR milik Provinsi Jawa Tengah. Dari hasil SWAB ada 3 orang suspect,” sebut Jumadi.

Selanjutnya, swab juga dilakukan pada tanggal 1 Agustus sejumlah 323 orang, 3 Agustus sebanyak 266 orang, 5 Agustus sebanyak 61 orang, 6 Agustus sebanyak 65 orang.

“Dari semua itu hasil yang keluar, 28 positif, 418 negatif, belum keluar sebanyak 335 orang,” sebut Jumadi.

Terkait dengan yang suspect pertama, dua orang Kota Tegal atas permintaan yang bersangkutan sebagai hak pasien, untuk melakukan second opinion atau third opinion. Dari second dan third opinion tersebut diketahui dua orang ASN di Dinas Kesehatan Kota Tegal dinyatakan negatif. Salah satunya yang bernama Taryuli (40), turut menceritakan kisahnya melalui live streaming saat press conference, yang dinyatakan positif namun setelah ditest kembali di tempat dan waktu yang berbeda hasilnya negatif.

“Jadi beliau live streaming dalam isolasi mandiri, atas permintaan beliau dan dibantu oleh Pemkot dan tadi sudah dibicarakan oleh Gubernur, silakan untuk diinformasikan kepada publik. Jadi dua orang yang Swab positif kemarin, hari Senin (3/8/2020) kita swab dengan second dan third opinion. Dengan dua rumah sakit berbeda di Jakarta dan hasilnya Alhamdulillah negatif,” ungkap Wakil Wali Kota.

Terkait zona Kota Tegal saat ini, Jumadi menyatakan bukan kewenangan Pemkot yang menetapkan. Namun Pemkot akan mengikuti aturan dari Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat dan BPBD, terkait zona hijau, kuning atau merah.

Terkait dengan sekolah, Jumadi mengatakan tentu saja apabila di sekolah itu ada yang positif, pasti akan lakukan penutupan. Namun kalau tidak ada maka tidak ada penutupan.

Menurut Jumadi, warga yang dites ada beberapa yang merupakan orang aktif. Apalagi sebagi petugas kesehatan yang tracing ke masyarakat. “Sementara satu jemaat Gereja dipastikan ada transmisi di daerah tersebut, karena secara bersamaan di gereja tersebut ada yang positif dan meninggal,” ungkap Jumadi.

Jumadi berharap kepada masyarakat untuk tidak usah terlalu khawatir dan tidak usah terlalu takut berlebihan, kerena yang paling penting tetap patuhi protokol kesehatan dengan ketat.

Nino Moebi