blank
Penampilan tari Kebo Ireng dieven ini berhasil memukau para penonton. Foto Hana Eswe

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Kirab Budaya menjadi salah satu rangkaian kegiatan dalam peringatan HUT ke 294 Kabupaten Grobogan. Even ini diselenggarakan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Grobogan, Kamis (12/3/2020).

Pelaksanaan kirab budaya ini mengusung kesenian, seperti tari-tarian tradisional, kesenian karawitan serta peragaan busana tradisional. Peserta kirab budaya ini hanya diikuti 14 kelompok. Mayoritas merupakan pelajar SMP/MTs, SMA/MA, atau perwakilan kordinator wilayah Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan.

Kirab budaya ini diawali dengan anggota Paskibra Kabupaten Grobogan yang mengiringi 14 kelompok. Sebagai kelompok pertama yakni dari Purwodadi Fashion Carnival, yang menampilkan peragaan busana berbau budaya dengan aneka bentuk. Dilanjutkan, penampilan dari kelompok Grobogan Fashion Carnival, dan tari-tarian serta seni karawitan.

Para peserta melakukan penampilan selama lima menit di depan Bupati Grobogan, Sri Sumarni beserta jajarannya di panggung kehormatan. Setelah itu, para peserta melakukan kirab dengan menempuh rute mulai dari Alun Alun Purwodadi-KPU-Jalan DI Panjaitan-Jalan Siswamiharja-Jalan R. Suprapto-Jalan MT Haryono-Jalan Suhada dan berakhir di Disporabudpar Kompleks Alun Alun Purwodadi.

blank
Bupati Grobogan Srisumarni saat melakukan pemukulan gong tanda diresmikannya Parade Seni Kirab Budaya 2020, foto Hana Eswe

Yang unik dalam kegiatan ini adalah munculnya tarian kebo ireng. Tari ini cukup menyita perhatian masyarakat, pasalnya para penari menggunakan kostum seperti halnya kerbau berwarna hitam, lengkap dengan tanduknya.

Penampilan lain terlihat dari kesenian karawitan yang dimainkan SMAN 1 Purwodadi. Mereka menampilkan lagu tradisional lengkap dengan balutan busana khas Jawa Tengah.

Karnaval ini ditutup dengan penampilan tari Pasar Gumregah yang dimainkan para siswa dari SMA PGRI Wirosari.

Kurang Greget

Di balik even ini, beberapa penonton terlihat kurang antusias sebab pengemasan kirab budaya ini dinilai kurang greget. Hal itu banyak dikomentari masyarakat yang menonton di jalur yang bukan merupakan titik utama.

“Pesertanya sedikit, tapi jarak antara satu kelompok dengan kelompok lain berjauhan,” ujar Karti, warga Purwodadi yang melihat langsung di area Segitiga Emas.

blank
Tidak seperti biasanya, warga yang menonton jumlahnya sangat sedikit dibanding tahun lalu yang bisa berjubel di area Jalan S.Parman Purwodadi Foto Hana Eswe

Belum berakhir kirab tersebut, sebagian warga terlihat membubarkan diri. Namun, sebagian lainnya masih berada di lokasi untuk melihat peserta terakhir dalam kirab tersebut.

“Kalau menurut saya, pelaksanaan kirab budaya ini bisa lebih meriah kalau dihadirkan perwakilan desa dari 19 kecamatan sehingga benar-benar terlihat unsur Grobogan-nya. Apalagi, momen kirab budaya seharusnya lebih ramai, lebih mempunyai nilai jual untuk menaikkan potensi pariwisata Kabupaten Grobogan,” komentar Tanto, warga Purwodadi, yang menemani anak-anaknya saat menonton kirab budaya ini.

Sebagian warga berharap pelaksanaan Kirab Budaya tahun mendatang lebih berinovasi sehingga kesenian dan pariwisata Grobogan dapat lebih terangkat.

Hana Eswe-Wahyu

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini