SEMARANG (SUARABARU.ID) – Sudah menjadi rahasia umum, pada musim pemilihan umum (Pemilu) banyak orang yang mencalonkan diri menjadi wakil rakyat dengan menggunakan berbagai macam cara, termasuk dengan menggunakan cara klenik metafisika datang ke dukun atau merdukun.
Munculnya fenomena ini tak dipungkiri tentunya menimbulkan hukum ekonomi, ada permintaan maka ada penawaran. Sejumlah paranormal atau pun ahli metafisika (dukun) menerima jasa ‘mensukseskan’ para kontestan politik mendapatkan ‘kursi’ wakil rakyat.
“Beberapa calon anggota legislatif mulai dari tingkat DPR RI, DPRD Jateng, sampai DPRD Kabupaten/Kota datang ke saya minta diberikan semacam jimat, rajah, gembolan, cekelan, pegangan, atau sarana agar mereka bisa menang pemilu,” ungkap Ketua Semarangker, Pamuji Yuwono, Selasa (23/1/2024).
Pamuji mengakui bahwa selama ini dirinya dikira dukun oleh banyak orang, namun sebenarnya tidak. Walau begitu tetap saja dirinya didatangi orang-orang yang bermaksud meminta ‘sesuatu’ bersifat klenik demi menang pemilu.
Namun Pamuji mengingatkan kepada para caleg yang meminta mantra atau ‘pegangan’ tersebut supaya berdoa kepada Allah SWT karena taka ada satu orang pun yang menjamin mereka menang pemilu.
“Setiap yang datang (caleg), saya sampaikan ke mereka tidak ada satu orangpun di dunia ini yang bisa menjamin kemenangan dalam pemilu, kecuali melalui sarana Allah SWT. Tapi kalau mereka meminta saya mendoakan, nah itu baru bisa,” tuturnya.
Dirinya tak menampik, di luaran sana memang ada sejumlah paranormal yang dimintai sejumlah hal gaib klenik oleh para caleg demi menang Pemilu. Harganya pun tak murah, bahkan hingga menyentuh nilai jutaan rupiah.
“Mulai dari Rp 2,5 juta hanya untuk sebuah konsultasi hingga benda-benda gaib dan klenik bertarif jutaan lebih,” katanya tanpa mau menyebut nama sang dukun ataupun sosok sang calon wakil rakyat.
Sebagai Ketua Semarangker yang terkenal sering menjelajah ke tempat-tempat angker, Pamuji Yuwono memang memiliki banyak koleksi benda mistis. Oleh sebab itu, banyak yang mengira Pamuji adalah dukun.
“Saya memang punya banyak koleksi barang yang orang bilang itu jimat atau pegangan. Tapi sekali lagi itu hanya koleksi. Saya sendiri kalau meminta atau berdoa ya hanya kepada Allah,” jelasnya.
“Mungkin gara-gara koleksi saya itu, orang kira saya dukun,” katanya.
Pamuji sendiri menjelaskan jika dirinya didatangi caleg-caleg yang meminta jimat atau mantra, dirinya malah sharing terkait penguatan agama. Bagi yang Muslim diajak sholat atau sedekah, sedangkan yang non Muslim diminta menjalankan ibadah yang diajarkan agamanya.
Pamuji mengatakan, kepada para caleg yang mengikuti kontestasi Pemilu, ada baiknya sebelum meminta hajat agar menjalankan dulu syariat dari Allah sesuai ajaran agama yang benar.
“Kalau mau minta (memang pemilu) ya berdoalah kepada Allah melalui shalat Dhuha, Tahajud, Sholat Taubat, sedekah dan ibadah-ibadah lainnya. Tapi kalau mintanya mantra atau rapalan, ya nggak bisa,” katanya.
Hery Priyono