TEMANGGUNG(SUARABARU.ID)— SP warga Dusun Jeketro, Desa Karangwuni, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggunh yang merupakan pelaku pembunuhan terhadap Naruh ( 75) yang tidak lain ibunya sendiri diperiksa kejiwaannya.
“Pemeriksaan kejiwaan dilakukan untuk mengetahu apakah kondisi kejiwaan dari tersangka SP ini benar-benar dalam kondisi normal atau tidak,” kata Kapolres Temanggung, AKBP Muhammad Ali.
Muhammad Ali mengatakan, , bukti-bukti kasus pembunuhan yang dilakukan olehSP bersama istrinya MH sudah cukup kuat, namun untuk lebih menguatkannya lagi maka pemeriksaan kejiwaan terhadap tersangka akan dilakukan.
Menurutnya, selama dilakukan pemeriksaan kedua tersangka mengaku, yang melakukan pembunuhan terhadap Naruh yakni SP yang tidak lain anak kandung korban. Adapun alasan ia menghabisi nyawa ibu kandungnya, karena mendapatkan bisikan gaib.
Namun, polisi tidak bisa menerima begitu saja alasan tersebut . Dan tidak hanya pemeriksaan kejiwaan saja, pihaknya juga memeriksa sejumlah saksi, dengan harapan bisa mendapatkan titik terang dari motif di balik pembunuhan yang dilakukan oleh anak dan menantu ini.
Muhammad Ali menambahkan, selain pengakuan adanya bisikan gaib, pihaknya mendapatkan keterangan dari kedua tersangka yang berbeda. Yakni, SP mengaku membunuh karena ada bisikan gaib, sedangkan istrinya ( HM) mengaku tindakan yang dilakukan dirinya bersama suaminya itu berlatar belakang ekonomi.
Seperti pernah diberitakan, Naruh (78) warga Dusun Jeketro, Desa Karangwuni, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung tewas di tangan anak dan menantunya. Yakni SP (48) dan menantunya HM( 32) pada Sabtu ( 22/8) lalu.
Peristiwa pembunuhan tersebut dilakukan oleh kedua tersangka, ketika korban sedang tidur di kamarnya. Korban yang tinggal satu rumah dengan kedua pelaku tersebut meninggal, karena jeratan seutas tali yang dililitkan ke leher korban.
Sebelum menjerat ibu kandungnya, tersangka SP terlebih dulu memukul korban yang saat itu sedang tidur dengan tongkat kayu yang sering digunakan korban untuk membantu jalan kaki. Tongkat tersebut dipukulkan ke arah pelipis kiri Naruh.
Setelah berhasil memukul ibu kandungnya, SP dibantu HM yang tidak lain istrinya mengangkat korban dan menggantungkan ke sebuah pohon rambutan yang ada di belakang rumahnya dengan seutas tali tambang yang biasa untuk mengikat kain terpal.
Yon