SEMARANG (SUARABARU.ID) – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, meminta masyarakat turut gencarkan kampanye cegah stunting. Dia mengungkap, pada masa pemerintahan Ganjar-Yasin, Jateng terus gencarkan berbagai program untuk menurunkan angka kemiskinan dan stunting.
“Program-program penurunan stunting kita sosialisasikan secara intensif di kabupaten-kabupaten. Terutama kabupaten dan kota yang masuk zona merah miskin, karena biasanya stuntingnya juga tinggi,” kata Taj Yasin saat memberi sambutan acara “Internalisasi Pengasuhan Balita dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi Jateng, di Hotel PO, Selasa (20/9/2022).
Taj Yasin menambahkan, stunting tidak hanya terkait kesehatan dan asupan gizi balita 1.000 hari setelah lahir, tetapi juga menyangkut lingkungan. Terkait lingkungan, wagub memaparkan, berbagai program didorong untuk masyarakat seperti jambanisasi dan rehab rumah tidak layak huni juga harus terus digenjot. Selain itu gerakan Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng, Jo Kawin Bocah untuk mencegah perkawinan usia dini, Satu OPD Satu Desa Binaan, dan sebagainya.
Berbagai program tersebut tidak hanya fokus pada pengentasan kemiskinan. Taj Yasin menjelaskan, program yang dicanangkan juga diarahkan untuk sosialisasi tentang stunting dan pentingnya menjaga kesehatan diri dan generasi penerus bangsa.
“Ini adalah momentum yang paling bagus, karena masyarakat tanpa disadari mereka menjadi lebih perhatian terhadap kesehatan. Kita sampaikan ini penting untuk kesehatan panjenengan, keturunan, dan warga kedepan. Maka kita datangi kampus, sekolah, dan pondok pesantren karena remaja-remaja ini harus kita edukasi dan meminum tablet penambah darah,” jelasnya.
Menambahkan, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jateng, Widiono mengatakan untuk mencapai target penurunan stunting sebesar 14% pada tahun 2024, bukan hal yang mudah. Namun, semua tidak ada yang tidak mungkin apabila seluruh pihak dan bersatu, berkontribusi secara aktif dalam upaya percepatan penurunan stunting.
“Alhamdulillah untuk Jawa Tengah dari hasil SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) terakhir itu sudah dibawah angka nasional. Angka (stunting) nasional di angka 24,4%, sedangkan (angka stunting) Jawa Tengah di angka 20,9%. Artinya, Jawa Tengah sudah on the track,” katanya.
Terkait upaya penurunan stunting, BKKBN Jateng membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat provinsi di 35 kabupaten/kota, 576 TPPS kecamatan, serta sebanyak 8.650 desa/kelurahan.
Muhaimin