SLAWI (SUARABARU.ID) – Forum Komunikasi SMK Swasta Kabupaten Tegal mengeluh karena jumlah rombongan belajar (Rombel) di SMK Negeri terlalu banyak. Sehingga SMK Swasta tidak mendapatkan siswa saat pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2021 ini.
Atas persoalan tersebut Forum Komunikasi SMK Swasta Kabupaten Tegal mengadu ke Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal, Selasa (15/6/2021).
“Jumlah siswa (PPDB) kami turun lebih dari 50 persen. Ini akibat jumlah rombel di SMK Negeri terlalu banyak,” kata Ketua Forum Komunikasi SMK Swasta Kabupaten Tegal, Edi Mustanto.
Edi Mustanto yang didampingi pengurus forum lainnya tidka menampik, bahwa SMK memang bukan kewenangan Pemerintah Kabupaten Tegal, melainkan Pemprov Jateng. Namun demikian, dia berharap Komisi IV dapat menampung aspirasinya dan menindaklanjutinya ke DPRD atau Dinas Pendidikan Provinsi Jateng.
“Kami mengusulkan jumlah rombel di SMK Swasta agar diselaraskan dengan jumlah siswa yang baru lulus SMP atau MTs,” kata Edi.
Edi mencontohkan, di wilayah Kecamatan Bojong dan Bumijawa, jumlah siswanya sangat sedikit. Tak heran, mereka lebih memilih SMK Negeri ketimbang Swasta.
“Mungkin kalau ada pembatasan jumlah rombel, kita bisa kebagian,” ucapnya.
Jumlah rombel pada SMK Negeri saat ini sebanyak 24 kelas. Sedangkan tiap rombel, jumlah siswanya mencapai 36 anak. Sementara untuk SMA Negeri 12 rombel. Diharapkan, jumlah rombel di SMK dan SMA Negeri itu dibatasi.
“Maksimal untuk SMK Negeri 12 rombel saja. Biar kita juga bisa mendapatkan siswa. Kita kan juga sama, mencerdaskan anak bangsa,” ungkapnya.
Edi juga menyinggung soal adanya bantuan sosial (bansos) untuk siswa. Diharapkan, Pemkab Tegal melalui APBD II mengalokasikan anggaran bansos untuk siswa SMK Swasta. Edi menyadari, bansos dari Kabupaten Tegal memang tidak ada aturannya. Namun, jika bantuan itu diserahkan langsung kepada siswa, dipastikan tidak bermasalah.
“Kalau langsung ke siswa kan tidak apa-apa,” pungkasnya.
Secara terpisah, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal Hj Nofiatul Faroh menyampaikan, pihaknya akan meneruskan aspirasi itu ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah. Dia menyebut, kondisi SMK Swasta di Kabupaten Tegal memang sangat memprihatinkan. Banyak SMK Swasta yang nyaris tidak mendapatkan siswa.
“Pemprov harus memberikan perhatian serius kepada SMK Swasta. Kalau dibiarkan begini, SMK Swasta bakal gulung tikar. Tentunya bisa menambah angka pengangguran,” ungkap Nofi.
Nino Moebi