JEPARA (SUARABARU.ID) – Sejak ditemukannya ada penularan virus corona pada penduduk lokal di Welahan akhir Mei lalu, Jepara masuk kategori daerah transmisi lokal.
Artinya menjadi daerah yang terbuka kemungkinan terjadi penularan antar-penduduk Jepara sendiri. Dengan demikian jika tidak disiplin mengikuti protokol kesehatan, penyebarannya bisa sangat cepat.
Baca Juga: Meledak, Ganjar Pranowo Diminta Cermati Jepara
Jika akhir Mei lalu, saat ditemukan kasus pasangan suami istri di Desa Welahan jumlah kasus Covid-19 di Jepara baru 7 orang, kini belum genap satu bulan angkanya telah mencapaI 176 kasus.
Dari jumlah ini 10 orang sembuh, 12 orang meninggal dunia dan 154 orang masih dalam perawatan. Mereka dirawat di dalam daerah 142 orang dan di luar daerah 12 orang. Dari jumlah yang dirawat di dalam daerah, 17 dirawat di rumah sakit dan 137 dirawat dengan isolasi mandiri di rumah.
Kepala Puskesmas Kedung I – dr M. Amirudin Khairul Amin
Kondisi ini tentu membuat banyak pihak cemas, termasuk para petugas medis yang berada digarda terdepan peperangan melawan covid-19.
“Bagaimanapun keadaan itu harus kita hadapi bersama tanpa rasa takut. Sebab justru akan dapat menurunkan daya imuntias kita. Mengeluh juga tidak ada gunanya,” ujar Kepala Puskesmas Kedung I, dr Mukhamad Amirudin Khoirul Amin.
Baca Juga: Sehari, 1.043 Orang Positif Corona, Maknanya…
Namun Amirudin juga mengajak warga masyarakat untuk tetap waspada dan hati-hati dengan mematuhi protokol pemerintah seperti cuci tangan, pakai masker setiap saat dimanapun dan jaga jarak. Juga menjaga daya tahan tubuh, dengan istirahat cukup, makan gizi seimbang, olahraga 30 menit setiap hari, dan hindari stress
Sebagai daerah transmisi lokal ia juga mengingatkan virus corona sudah berada di sekitar kita. “Tentu saja kita sulit untuk menghindarinya jika warga abai terhadap imbauan pemerintah,” ujarnya.
Kepala Puskesmas Jepara – dr Triyono Teguh Widodo
Hampir semua petugas kesehatan saat ini memang prihatin melihat kondisi masyarakat Jepara. Kalau kita amati di lapangan masih terjadi kerumunan, masih banyak yang keluar tidak memakai masker padahal kondisi ini sangat berpotensi memicu transmisi Covid -19.
ini memang menjadi tantangan tersendiri bagi kita semuanya untuk membuat masyarakat agar menjalankan protokol kesehatan dengan baik agar penyebaran covid di Jepara bisa segera teratasi. “ini bukan hanya pekerjaan orang kesehatan saja tapi butuh dukungan semua pihak termasuk masyarakat,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan, walaupun telah ada tenaga kesehatan yang terpapar covid-19, namun tenaga kesehatan sampai saat ini tetap bersemangat dalam menjalankan tugas ini. Kami selalu saling menyemangati, saling membantu satu dengan yang lain.
“Semangat tenaga kesehatan di Jepara dalam mengabdi sampai saat ini masih berada pada level yang tinggi,” ujar Triyono Teguh Widodo yang juga ketua Ikatan Dokter Indonesia Cabang Jepara
Menghadapi merebaknya virus corona ini pada prinsipnya masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan tapi tidak perlu panik. karena jika orang terinfeksi covid dan panik justru kurang bagus untuk prognosisnya.
Sementara pada orang yang sehat dan tanpa komorbid, infeksi covid-19 ini sebagian besar akan sembuh dengan sendirinya. Kita harus cukup istirahat, makan yang berkualitas, dan minum vitamin C dosis tinggi, ujarnya.
Kepala Piuskesmas Bangsri – dr Umi Widi Hastuti M. Kes
Sementara menurut Kepala Puskesmas Bangsri I, dr Umi Widi Hastuti M.Kes, sebagian tenaga kesehatan walaupun telah menyiapkan mental dan fisiknya, sempat juga terguncang melihat perkembangan kasus covid-19. Mereka tahu betul betapa besar bahaya yang sedang dan akan dihadapi.
“Kami butuh dukungan moral selain dukungan material. Dukungan moral yang sangat kami butuhkan adalah kepedulian lintas sektor, termasuk warga masyarakat untuk bergerak bersama melawan covid-19” ujar Umi Widi Hastuti.
Terkait dengan kesadaran masyarakat, menurut Umi Widi Hastuti, ada tatanan pada pelayanan publik juga harus dibenahi dalam waktu cepat.
Contohnya yang gampang dilihat adalah pada penataan pasar. Kalau yang jualan bisa berjauhan otomatis yang beli juga bisa jaga jarak.
“Tunjukkan dulu pada masyarakat kalau negara peduli maka rakyat lama-lama akan mengikuti walaupun pada awalnya ada yang merasa terpaksa,” ujarnya
dr Tri Adi Kurniawan, Sp. Paru, M.Kes
”Jujur kami cemas jika melihat masyarakat Jepara yang nampaknya adem-ayem saja, masih banyak kerumunan orang, walaupun daerahnya telah menjadi daerah transmisi lokal.”
”Bahkan jumlah kasus yang ada telah mencapai 170 orang. Pada ruang-ruang publik masih nampak belum semua menggambarkan tatanan baru seperti memakai masker, cuci tangan, hindari kerumunan dan kontak fisik,” ungkapnya.
Harapan kami kasus yang semakin banyak dan penyebaran yang semakin luas ini membuat kita sekalian mau belajar untuk mengikuti anjuran pemerintah.
Hadepe