JEPARA(SUARABARU.ID) : Tidak efektifnya belajar mandiri di rumah harusnya dipaham para pemangku kepentingan sebagai dampak lain covid-19 yang cukup serius. Bukan hanya terfokus pada jaring pengaman sosial dan pencegahan penyebaran virus corona.
Sebab senyatanya, belajar dirumah yang tanpa persiapan, utamanya dari sisi budaya belajar mandiri bisa berdampak pada penurunan produktifitas anak-anak dalam mengembangkan potensi dirinya. Bahkan menurunkan semangat belajarnya.
Hal tersebut diungkapkan budayawan Iskak Wijaya saat menjadi salah satu juri Kompetisi Creative from Home 2020. Ia menjadi juri bersama sastrawan Sarjono, Dinda Kirana, Indria Mustika, Sulismanto, Bayu Supriyono, Didin Ardiyansyah, Zaenal Arief dan Hadi Priyanto.
Kegiatan ini diselengarakan oleh Yayasan Kartini Indonesia bekerjasama dengan SUARABARU.ID, Suara Jepara, MKKS SMK, MKKS SMA, MKKS SMP, Himpaudi, IGTKI, MKKK SD, Disdikpora, Korpri Jepara dan Dispartabud Jepara.
Dukungan hadiah bagi para peserta juga diberikan oleh Kapolres Jepara, Panitia Hardiknas, SMKN 1 Bangsri, Sanggar Senam Indra Aerobic, SMPN 1 Jepara, PT. CJP, PT Sumitomo Corporation, RSU RA Kartini, Yayasan Dharma Bakti Lestari dan PDAM Jepara. Sedangkan tropy untuk para juara diberikan oleh Plt Bupati Jepara.
“Karena itu, waktu belajar dirumah harus tetap diisi dengan kegiatan edukatif dan kreatif agar semangat anak dalam mengembangkan potensinya tetap terjaga dan terpelihara. Apalagi kepastian kapan sekolah akan melakukan proses belajar mengajar belum diketahui benar,” ujar Indria Mustika Sekretaris Yayasan Kartini yang juga pegiat fashion Jepara.
Ketua Musyawarah Giuru Tata Busana Provinsi Jawa Tengah ini juga memberikan apresiasi kepada ratusan peserta yang mengikuti kompetisi ini. “Jika ini dilakukan oleh instansi pemerintah saya yakin pesertanya akan mencapai ribuan,” ujar Indria Mustika.
Hal yang sama juga dinyatakan oleh Zaenal Arief. Menurut Guru SMAN Negeri Jepara ini, karya anak-anak yang dibuat dan dilakukan dari rumah ternyata banyak yang bagus. “Seyogyanya kegiatan seperti ini memang dilakukan secara terstruktur melalui OPD yang ada,” ujarnya kepada SUARABARU.ID.
Sementara Sarjono, salah satu pegiat sastra Jepara menilai, ajang kompetisi semacam itu efektif dilaksanakan dalam mengisi waktu belajar dirumah. “Karya sastra para peserta luar biasa untuk mengambarkan harapan akan masa depan yang lebih baik. Kalau pun ada sedikit kelemahan adalah pada tata cara pengambilan gambar,” ujarnya.
Minta terus diadakan
Sedangkan Vannesa Almayra, juara I lomba baca puisi tingkat SLTA berharap ajang kreatif seperti ini sering dilakukan. “ Jika tidak ada kompetisi ini, saya tidak bisa mengexpresikan harapan dan keinginan saya,” ujar Vannesa yang dikenal sebagai salah satu pembaca puisi terbaik Jepara yang memiliki banyak prestasi.
“Tidak mudah berdiam diri dirumah tanpa ada kegiatan kreatif. Karena itu kita harus terus menjaga agar semangat kita tetap terpelihara. Salah satunya melalui kompetisi dari rumah,” ujar Muhammad Wildan Khakim, juara I menulis kreatif dari SMAN 1 Jepara. “Melalui kompetisi ini saya bisa mengexplore kemampuan saya, sebab tema telah ditentukan panitia,” ujarnya.
Sementara, juara 1 Lomba Video Pembalajaran Kreatif dan Menyenangkan, Muhammad Saifudin mengaku termotivasi untuk mengikuti kegiatan ini. “Saya seperti mendapatkan ruang untuk berkreasi dan berinovasi,” ujar guru SD Mulyoharjo 05 yang menyajikan pembelajaran kreatif Belajar Seni Ukir. Harapan kami, kegiatan semacam ini dapat terus dilakukan.
Hal yang sama juga diungkapkan loleh Muhammad Heru Susilo, juara II Lomba Bercerita. Guru MIN 01 Jepara ini menampilkan cerita tentang RA Kartini dengan media pembelajaran wayang. “Saya mendapatkan tantangan melalui kompetisi ini. Semoga ada lagi agar para guru juga tertantang untuk berkreasi” ujar sarjanan seni ini.
Keinginan agar kompetisi serupa diadakan juga muncul dari Muhammad Edo Khoirul Majid, juara menulis kreatif tingkat mahasiswa. “Harusnya kompetisi semacam ini rutine diadakan,” ujar mahasiswa Undip Semarang.
Hadepe / Ulil Abshor