blank
Jagong mocopatan, belajar sikap arif dari tembang Asmaradana. Bersama Hadi Priyanto, Dhimas Toti dan Ki Hendro Suryo Kartiko

JEPARA(SUARABARU.ID)– Virus corona yang baru diketahui masuk ke tanah air pada awal Maret 2020,  sekarang telah merubah cara orang berkehidupan.

Sebab salah satu cara efektif untuk memutus mata rantai  virus ini adalah dengan menjaga jarak fisik. Itulah yang kemudian membuat pemerintah meminta ketaatan  seluruh warga negara untuk   tinggal di rumah dan menghindari kerumunan.

Persoalan itulah yang Sabtu (25/4-2020)  malam dikupas dalam Jagong Maton Macapatan yang diselenggarakan  Sanggar Seni Yayasan Marga Langit, Banjar Agung Jepara. Acara yang disiarkan secara live dari padepokan Marga Langit  melalui chanel Face Book Marga Langit tersebut mengupas tembang Asmaradana, laras sendro   patet sanga dan kaitannya dengan pandemi global, virus covid-19.

blank

Acara yang dipandu oleh Dhimas Toti dan sekaligus juga pelantun tembang Armaradana  serta  Ketua Paguyuban Pedalangan Indonesia Jepara, Ki Hendro Suryo Kartiko tersebut menghadirkan narasumber  Ketua Yayasan Kartini Indonesia, Hadi Priyanto.

Menurut Hadi Priyanto, tembang Asmaradana ini tepat untuk menggambarkan situasi dan sikap yang harus diambil oleh masyarakat dalam mengahadapi wabah virus corona. “Dalam  menghadapi peperangan ini langkah terbaik bagi kita adalah mengikuti himbauan dan arahan pemerintah,” ujar Hadi Priyanto.

“Kita harus masuk kedalam rumah karena kedatangan musuh yang sangat hebat yaitu virus corana,”  tambah  Hadi Priyanto yang juga  penulis buku Ratu Kalinyamat Rainha de Jepara, RA Kartini Penyulut Api Nasionalisme dan juga buku  RMP  Sosrokartono Putra Indonesia yang Besar.

Menurut Hadi Priyanto, tembang Asmaradana ini ini juga melukiskan perjuangan para kesatria kera putih  yang berjiwa mulia sedang melakukan peperangan melawan musuh setelah banyak yang mati.

Ini bisa untuk menggambarkan para  petugas medis dan aparat pemerintah yang beradadi garda dsepan melawan covid-19. Karena itu dalam tembang itu diajarkan, agar kita semuanya mau berfikir dengan bijak agar kita selamat dari pendemi ini,” tambah Mantan Kabag Humas Pemda Jepara ini.

Acara  ini menurut Ketua Yayasan Marga Langit  Jepara, Ki Hendro Suryo Kartiko.   diselengarakan untuk menjadi motivasi bersama dalam memerangi virus corona melalui seni budaya.

“Seniman, termasuk seniman  tradisional adalah salah satu  kelompok masyarakat yang terdampak langsung. Sebab untuk mengantisipasi penyebaran virus ini, tidak ada lagi pentas seni,” ujar Ki Hendro Suryo Kartiko.

Namun kita tidak boleh menyerah dan kalah. “Kreativitas, inovasi  dan produktivitas harus terus dipelihara. Karena itu jagong budaya itu digelar untuk menjadi inspirasi dan sekaligus sumbangsih seni budaya terhadap upaya  bersama memerangi virus corona dari sudut pandang budaya Jawa.

Dalam situasi seperti ini, banyak pitutur luhur Jawa  yang dapat kita jadikan pedoman,” ujar Ki Hendro Suryo Kartiko.

Ulil Abshor

blank

blank

blank
Mobil Water Cannon Sat Samapta Polres Kebumen ikut menyemprotkan disinfektan di jalan-jalan Kecamatan Puring, Jumat 24/4.(Foto:SB/Ist).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini