WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Pemerintah pusat di Jakarta dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng di Semarang, mengimbau agar para perantau tidak mudik. Tapi kaum boro (perantau) yang pulang kampung ke Wonogiri, jumlahnya dilaporkan terus bertambah.
Alasan pemerintah menyerukan agar tidak mudik, karena dikhawatirkan para perantau yang pulang kampung, dapat berpotensi menyebarkan wabah virus corona. Terlebih lagi, bagi para kaum boro yang berasal dari zona merah Covid-19.
Tapi kenyataannya, banyak kaum boro yang nekad mudik, karena alasan di kota tidak lagi memiliki sumber nafkah untuk biaya kehidupannya. Karena itu, tindakan pulang kampung menjadi pilihan terbaik bagi mereka, meski disadari kepulangannya dapat berpotensi menyebarkan wabah virus corona.
Sebanyak 37.950 Orang
Plt Sekda Wonogiri, Drs Teguh Setiyono MM, selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) wabah virus corona Kabupaten Wonogiri, Senin (13/4), menyatakan, sampai hari ini terdata ada sebanyak 37.950 orang pemudik yang pulang kampung ke Kabupaten Wonogiri.
Jumlah kedatangan pemudik dari hari ke hari terus bertambah. Sehari sebelumnya, terdata ada sebanyak 37.363 orang pemudik yang pulang kampung. Kemudian hari ini, ada penambahan sebanyak 587 pemudik, sehingga totalnya mencapai 37.950 orang pemudik. Sebaran pemudik berada di 294 desa/kelurahan di 25 wilayah kecamatan se Kabupaten Wonogiri.
Menyikapi banyaknya kaum boro yang mudik, Plt Sekda Wonogiri, Teguh Setiyono, telah meminta seluruh Camat, Kepala Desa (Kades) dan Lurah, bersama para Ketua RT dan Ketua RW, aktif melakukan pengawasan dan pembimbingan. Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, juga minta kepada para Babinsa dan Bhabinkamtibmas di Wonogiri, dapat ikut membantu penanganan pemudik.
Karantina Mandiri
Kepada para pemudik yang pulang kampung, diseru untuk dapat melakukan karantina mandiri selama 14 hari. Bila ada yang mengalami gejala sakit, segera hubungi Puskesmas terdekat. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Wonogiri, menyiapkan sebanyak 34 unit Puskesmas yang tersebar di 25 kecamatan se Kabupaten Wonogiri.
Masing-masing Puskesmas, telah membuka kemudahan pelayanan melalui call center, yang sewaktu-waktu dapat dikontak memakai ponsel, untuk diminta bantuannya memberikan pelayanan kesehatan.
Sementara itu, para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Wonogiri, baik SMK Negeri maupun SMK Swasta, ikut dilibatkan untuk turut serta berpartisipasi membantu memberikan sosialisasi pencegahan wabah virus corona.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Kabupaten Wonogiri, Gunarsi SPd, MPd, Senin (13/4), menyatakan, para siswa yang selama ini berposisi belajar di rumah, diseru untuk ikut berpartisipasi mendukung langkah pemerintah dalam mencegah wabah virus corona.
Protokol Pencegahan
Melalui para Kasek, Guru dan Wali Kelas, para siswa SMK diminta untuk ikut membantu mensosialisasikan pemahaman tentang protokol pencegahan Corona Virus Disease (Covid)-19 kepada orang tua, wali murid dan saudara-saudaranya di lingkup keluarganya masing-masing. ”Terlebih kepada para perantau yang mudik,” ujar Gunarsi.
Tujuannya, agar langkah pencegahan wabah virus corona di Kabupaten Wonogiri, dapat dilakukan maksimal melalui berbagai lini. Sebab, tambah Gunarsi, banyak orang tua dan wali murid dari siswa SMK Wonogiri, yang menjadi perantau dan kini pada pulang mudik.
Sebelumnya, sejumlah SMK di Wonogiri telah melakukan bakti sosial (Baksos) memberikan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) kepada para petugas medis, juga memberikan ribuan masker dan bantuan sembako kepada warga di sekitar sekolahnya masing-masing.
Bambang Pur