blank
Duel gaya bebas di arena Pencak Dor yang digelar PSNU Pagar Nusa Kabupaten Kudus. foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Novi Wijayanti, harus meringis kesakitan saat mengompres bibirnya yang terkena pukulan lawan di arena Pencak Dor yang digelar di Lapangan Merdeka, Minggu (5/1). Meski demikian, senyum Novi tetap mengembang meski beberapa kali dirinya mendapatkan pukulan dan tendangan lawan dalam laga yang dilakoninya.

“Sakit, tapi ya sudah biasa aja. Sudah sering seperti ini,” kata Novi yang ditemui di belakang mobil ambulance usai bertarung di arena.

Ya, Novi merupakan salah satu pendekar silat putri yang ikut ambil bagian di arena Pencak Dor yang digelar Pencak Silat Nahdlatul Ulama ((PSNU) Pagar Nusa Kabupaten Kudus. Meski seorang perempuan, lulusan SMK Raden Umar Said Colo, Kudus  ini terlihat sangat garang saat bertarung di arena yang terbuat dari panggung dengan dikelilingi ring dari bambu tersebut.

Di tengah sorak sorai penonton, cewek berkulit kuning langsat tersebut tak terlihat sedikit pun jerih menghadapi lawannya. Pukulan, terjangan hingga bantingan dilayangkan ke lawannya tanpa mengenal rasa takut.

Namun, tak berarti Novi selamanya lolos dari sergapan lawan. Beberapa kali sang musuh sempat mendaratkan genggaman tangannya ke muka Novi. Bahkan, dalam sebuah gumulan, jilbab Novi sempat terlepas tersingkap sapuan tangan lawan. Namun, semangat Novi terus menyala untuk meneruskan laga hingga akhirnya sang lawan memutuskan menghentikan permainan.

Ya, Novi merupakan salah satu dari pendekar yang ikut ambil bagian dalam gelaran Pencak Dor PSNU Pagar Nusa Kudus. Novi yang setiap harinya berlatih di perguruan silat Pagar Nusa Colo, mengaku sudah sering berlatih tarung bebas semacam itu.

“Niatnya gak nyari menang atau kalah. Kami hanya mencari seduluran (persaudaraan),”katanya.

Pertarungan tak kalah ekstrem hampir juga terjadi di semua laga yang digelar. Tanpa ada seleksi peserta, ketentuan teknis berat badan atau syarat teknis lainnya, semua yang hadir bisa langsung mendaftarkan diri untuk bertarung di arena.

Bahkan, untuk mencari lawan, seorang petarung pun bisa langsung mendapatkan di atas ring dengan cara menjabat tangan petarung lain yang ingin dilawannya. Mereka bisa langsung bertanding secara bebas tanpa menggunakan pelindung badan apapun.

blank
Novi, salah satu pendekar putri yang ikut di laga Pencak Dor saat mengompres bibirnya usai berlaga di arena. foto:Suarabaru.id

Tradisi Pesantren

Ketua PSNU Pagar Nusa Kudus,  Gus Khusnul Khitam mengungkapkan pertandingan Pencak Dor lebih merupakan tradisi dan budaya yang dikenal di kalangan pendekar-pendekar Pagar Nusa yang tersebar di pesantren-pesantren.

Tradisi yang diawali dari Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri tersebut menjadi ajang silaturahmi serta memeperat persaudaraan antar pendekar yang ada. “Jadi, pertandingan ini bukan pertandingan prestasi, tapi lebih ke melestarikan tradisi,”katanya.

Selain itu, kata Khusnul, arena Pencak Dor ini juga sangat bermanfaat untuk mengurangi kenakalan remaja yang banyak terjadi. Sebab, di arena mereka bisa melampiaskan energi yang ada di tubuh mereka untuk kemudian saling berpelukan usai turun dari arena.

Khusnul menambahkan, meski terlihat cukup ekstrem, namun pertandingan dalam Pencak Dor sangat aman. Meski petarung saling adu pukul dan tendangan tanpa pengaman badan, namun tidak ada akibat fatal yang terjadi.

Pencak Dor yang diikuti lebih dari 200 pendekar dari Kudus dan luar Kabupaten Kudus tersebut, kata Khusnul merupakan even menyambut ulang tahun PSNU Pagar Nusa. Dari Kabupaten Kudus sendiri, pendekar Pagar Nusa yang ikut ambil bagian dalam event ini sebantak 70-an. Sementara dari luar Kabupaten Kudus, sebanyak 110 pendekar berpartisipasi dalam tarung bebas tersebut.

‘’Dari luar Kudus, antara lain dari Pati, Semarang, Nganjuk, Bojonegoro, Ngawi, Kediri, dan Surabaya,’’ katanya.

Tm-SB/Ab

Video Laga Pencak Dor PSNU Pagar Nusa Kabupaten Kudus

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini