SEMARANG (SUARABARU.ID) – Manfaat kemudahan menggunakan sistem pembayaran digital Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), dikabarkan oleh seorang pengusaha toko alat tulis kantor (ATK) di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Dialah Roshia M, yang memulai membuka usaha kecil jual ATK dari teras rumah, berkembang menjadi sebuah toko yang dinamakan Toko Kaia.
Toko ATK milik Roshia, berada di Ruko Syailendra 12A Grafika, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang yang dirintis pada 2014 atau satu dekade lalu.
“Usaha saya mulai pada 2014, berawal dari ruang garasi rumah,” kata Roshia yang juga berprofesi sebagai penyiar radio itu, Jumat 6 Desember 2024.
Dia bercerita pasang surut merintis usaha, hingga berani mengembangkan usaha dengan buka di sebuah ruko.
“Namun langsung terdampak pandemi. Bertahan sampai 2024 sampai seterusnya InsyaAllah,” kata sosok kelahiran Kabupaten Jepara itu.
Produk-produk yang dijual seiring berkembangnya usaha yakni alat tulis kantor, sekolah, plastik, alat keterampilan dan jasa print, fotocopy.
“Alat untuk sekolah ya ada bolpoin, pensil, penghapus, buku, alat gambar, dan sebagainya,” ucap Roshia.
Mulai Gunakan QRIS
Melihat berkembangnya usaha yang disyukuri, Roshia juga ingin mengikuti perkembangan teknologi yang bisa diterapkan mengikuti zaman.
Salah satu yang dimaksud yakni dari sisi opsi pembayaran yang tak hanya tunai, namun juga digital menggunakan QRIS.
“Mulai pasang sekitar 2 tahun lalu atau 2022,” kata dia.
Alasan menggunakan QRIS, yakni seiring perkembangan zaman, di amelihat pembeli lebih ingin memilih metode transaksi yang praktis.
“Pembayaran (pakai) QRIS dianggap lebih praktis. Akhirnya kami mengikuti untuk mengajukan ke bank untuk mendapatkan fasilitas QRIS,” tuturnya.
Selain itu, cerita Roshia, ternyata ada alasan tertentu bagi pelanggan untuk pembayaran melalui QRIS. Berdasarkan info dari pembeli, orang tua lebih dapat mengontrol pengeluaran anak ketika mereka menggunakan QRIS.
“Peruntukannya dapat dipantau, termasuk untuk keperluan sekolah,” kata dia.
Lebih lanjut kemudahan dari sisi pedagang atau merchant, yakni uang pembayaran dari pelanggan bisa masuk otomatis ke perbankan sebagai dompet digital.
“Lebih mudah bagi kami, karena langsung masuk transaksi perbankan. Hasil usaha tidak perlu sepenuhnya disetor tunai ke bank nantinya, dan tidak kesulitan memberi uang kembalian yang biasanya dengan pecahan tertentu kepada pelanggan kami,” kata dia.
Sejauh ini transaksi pembeli menggunakan QRIS di toko ATK miliknya, pelan-pelan berkembang mencapai angka 30 persen.
“Saya berharap bisa makin memasifkan cashless (pembayaran non tunai), karena sebagai salah satu antisipasi peredaran uang palsu. Pembeli juga makin merasa dimudahkan dengan layanan ini,” kata Roshi.
Toko Kaia yang dirintis oleh Roshia merupakan salah satu unit usaha yang kini mendapat manfaat akan dibuatnya sistem pembayaran digital QRIS.
QRIS merupakan standar QR Code untuk pembayaran di Indonesia yang dikembangkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI).
QRIS diluncurkan secara nasional pada 17 Agustus 2019 bertujuan untuk mempermudah, dan mempercepat transaksi pembayaran yang berstandar.
Laju Pengguna QRIS di Jawa Tengah
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Nita Rachmenia, menyebutkan, tren pengguna layanan transaksi digital QRIS meningkat.
Sejak QRIS diluncurkan pada 2019, catatan pengguna di Jawa Tengah menjadi yang terbanyak ketiga nasional dengan 7,4 juta pengguna hingga akhir Oktober 2024 atau pertumbuhan 41,96% secara tahunan year on year (YoY).
“Secara volume transaksi Jawa tengah menjadi yang terbanyak kelima secara nasional, dengan pertumbuhan 461,87% YoY,” kata dia.
Untuk pertumbuhan merchant, Jawa Tengah menjadi yang terbanyak keempat secara nasional sebanyak 3,4 juta pengguna atau tumbuh 16,29 YoY.
Nita melanjutkan, pelaku Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) mendominasi penggunaan merchant QRIS sebesar 97,98%.
Segmentasinya UMKM tersebut, kata Nita, terdiri dari Usaha Mikro (UMI), Usaha Kecil (UK), dan Usaha Menengah (UME).
“Sebaran terbanyaknya di kota Semarang 243,58%. Untuk volume transaksi terbanyak juga di Kota Semarang 73,38 persen,” kata dia.
Lebih lanjut, Nita mengajak masyarakat untuk mulai transaksi digital menggunakan QRIS karena mempunyai keunggulan, seperti kecepatan transaksi dan tak perlu membawa uang tunai.
“Kanal QRIS benefitnya atau manfaatnya banyak. QRIS juga dapat memitigasi risiko peredaran uang palsu. Saat ini QRIS masih menjadi metode paling aman untuk bertransaksi,” kata dia.
Diaz Abidin