blank
Pelatihan mitigasi bencana banjir digelar di Dusun Naggan, Desa Gemantar, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Kegiatan ini diprakarsai oleh BPBD Kabupaten Wonogiri, dalam menyiapkan sikap kesiapsiagaan masyarakat menyongsong musim penghujan.

WONOGIRI – Selama Bulan Oktober 2019, telah terjadi 18 kejadian bencana di 12 kecamatan di Kabupaten Wonogiri. Terdiri atas satu kali kebakaran rumah, 10 kali kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), dan 7 kali puting beliung. Tidak ada korban jiwa, tapi menimbulkan dampak pada 24 keluarga dan kerugian materi sebesar Rp 836 juta.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, Selasa (5/11), menyatakan, untuk 10 kali kejadian Karhutla telah membakar lahan seluas 43.5 Hektare (Ha). Kemudian 7 kali bencana puting beliung, telah menimbulkan kerusakan masing-masing sebuah rumah roboh dan rusak berat, berikut 2 rumah rusak sedang dan 7 rumah rusak ringan.

Menurut Bambang Haryanto, 12 kecamatan di Kabupaten Wonogiri yang dilanda bencana kebakaran dan puting beliung itu, terdiri atas Kecamatan Nguntoronadi sebanyak 4 kali kejadian, Kecamatan Wonogiri 3 kali kejadian, dan Kecamatan Selogiri sebanyak 2 kali kejadian. Berikut masing-masing sekali kejadian di Kecamatan Ngadirojo, Sidoharjo, Batuwarno, Tirtomoyo, Girimarto, Jatipurno, Jatisrono, Bulukerto dan Kismantoro.

Kepada warga masyarakat, diseru untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap kemunculan bencana, terlebih pada musim pancaroba awal penghujan sekarang ini. ”Utamanya pada bencana angin kencang dan petir,” ujar Bambang sembari menambahkan manakala nanti telah turun hujan-hujan deras perlu waspada pula pada bencana banjir dan tanah longsor.

Menyikapi pancaroba pergantian musim dari kemarau ke penghujan, BPBD bersama dinas terkait, melaksanakan kegiatan simulasi penanggulangan bencana banjir di Dusun Nanggan, Desa Gemantar, Kecamatan Selogiri. Yakni lokasi yang setiap datang musim penghujan, selalu dilanda bencana banjir. ”Tujuannya, dalam rangka melatih dan membangun sikap kesiapsigaan warga masyarakat bersama para pemangku kepentingan, untuk mengantisipasi bencana banjir,” jelas Bambang Haryanto.

Pelatihan kesiapsiagaan penanggulangan banjir di Dusun Naggan ini, diikuti sebanyak 330 orang. Mereka terdiri atas para aparat dari dinas dan instansi terkait tingkat kabupaten, kecamatan, serta pemerintah desa. Instansi yang ikut serta dalam penyiapan kesiapsigaan mitigasi bencana ini, datang dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) yang dipimpin Kepala DKK Dokter Adhi Dharma, berikut dari DPU, Dinas Sosial (Dinsos), dari aparat Kecamatan Wonogiri dan Kecamatan Selogiri, petugas medis dari Puskesmas, personel TNI dan Polri dari Koramil dan Polsek, berikut dari Kodim 0728 dan Polres Wonogiri.

Pelatihan mitigasi bencana ini, juga melibatkan para aparatur Pemerintah Desa (Pemdes), tokoh masyarakat, relawan siaga bencana dari berbagai komunitas, relawan sosial kemanusiaan yang tergabung di Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) dan relawan dari komunitas Disabilitas yang tergabung Relawan Difabel (Redifa).

Dalam pelaksanaannya, dilakukan pula simulasi sikap kesiapsigaan menghadapi musim penghujan, sebagai uji Rencana Kontijensi (Renkon) penanggulangan banjir, sebagai bentuk mitigasi bencana. Yakni tindakan serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana. Baik melalui penyadaran maupun peningkatan kemampuan dalam menghadapi ancaman bencana. Ini sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 1 ayat 6 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor: 21 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana.

suarabaru.id/Bambang Pur

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini