Jepara – Agar mampu bersaing di pasar global, 100 lebih pengukir di Kabupaten Jepara mengikuti kegiatan uji sertifikasi profesi. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bekerjasama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi Furniture dan Kayu Olahan (LSP – Furniko), dilaksanakan dua hari, 28 dan 29 Juni 2019, di Hotel D’Seasion Jepara.
Direktur Harmonisasi Regulasi dan Standarisasi Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf), Sabartua Tampubolon mengatakan, uji kompetensi ini sangat penting dalam dunia usaha yang akan menembus Pasar Internasional. Ada kecenderungan, kedepan sertifikasi merupakan sebuah keharusan bagi segala profesi. “Jika dilihat di negara-negara maju, semua bidang pekerjaan sudah ada sertifikasi kompetensi untuk menjamin kualitas produk,” kata Sebartua.
Jika dibandingkan Bali, Jepara kalah selangkah terkait dengan sertifikasi. Sebab di Bali telah dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu tahun 2018 dan triwulan ketiga tahun 2019. Sedangkan kegiatan kedua tahun ini, dipilih untuk Kabupaten Jepara. “Kami pilih Jepara karena menjadi salah satu kiblat kriya ukir di Indonesia, ” katanya.
Dijelaskan, saat ini ada 16 sektor industri kreatif yang jadi fokus Bekraf. Namun, baru tiga sektor industri kreatif yang didorong yaitu, bidang kuliner, fashion, dan kriya. “Sub sektor kriya perlu didorong agar memiliki nilai tambah signifikan bagi pelakunya,” kata Sabartua.
Pimpinan Lembaga Sertifikasi Profesi (Profesi) Furniture dan Kayu Olahan (Furniko), Muh Arifin menambahkan, ada seratus lebih peserta uji kompetensi di Jepara. Materi yang diujikan meliputi pengetahun, keterampilan, dan sikap. “Ketrampilan saja tidak cukup, tanpa didampingi ilmu pengetahuan, dan sikap. Inilah yang akan kita uji,” katanya.(SuaraBaru.id/Hadi Priyanto) .