blank
Pengguna internet (Foto: Republika)

Variasi media online saat ini telah merebak di dunia teknologi informasi dan komunikasi (Information Communication Technology/ICT) mengalahkan media cetak. Begitu pun dunia jurnalistik. Tak dipungkiri saat ini banyak perusahaan pers beralih dari cetak ke online dikarenakan tuntutan zaman. Sama halnya dengan cetak, jurnalistik online juga melakukan proses pengumpulan data, penulisan, dan penyuntingan. Hanya saja, jurnalistik online menyebarluaskan berita secara online melalui internet.

Media online sebagai publikasi karya pemberitaan online (online media) atau media siber (cyber media) atau situs berita (news site) bisa dikatakan jurnalisme generasi ketiga setelah jurnalistik cetak (print journalism), seperti surat kabar, tabloid, majalah, dan jurnalistik elektronik (electronic journalism) atau jurnalistik penyiaran (broadcast journalism), seperti radio, televisi, dan film.

Jurnalistik media online dikatakan jurnalistik masa depan (future journalism). Sebab masyarakat membutuhkan informasi secara cepat dan mudah diakses melalui alat elektronik secara seluler. Proses peliputan juga banyak dilakukan secara online. Istilah proses jurnalistik online di internet juga disesuaikan seperti jurnalistik internet (internet journalism), jurnalistik website (website journalism), jurnalistik digital (digital journalism), dan jurnalistik judul (headline journalism).

Di era internet ini, cabang jurnalisme melahirkan peranakan dalam cabang jurnalisme online, seperti jurnalisme blog, jurnalisme mobil, jurnalisme media sosial, dan jurnalisme umpan klik.

Jurnalisme blog (blog journalism), seperti namanya, penulis menulis berita ke dalam blog pribadinya. Mobilitas manusia menggunakan hp sebagai aktivitas pencarian berita dan penulisan berita, dengan kata lain jurnalistik mobil (mobile journalism), mampu merujuk produksi dan publikasi melalui akun media sosial. Strategi dalam memancing pembaca melalui judul sangat berpengaruh pada peningkatan viewer atau pembaca melalui judul umpan klik di media online, sehingga disebut jurnalisme umpan klik (clickbait journalism). Harapannya pembaca sebagai warganet atau jurnalisme warga internet akan menyebarluaskannyake media sosial. Mereka juga disebut netizen journalism.

Menjadi seorang jurnalis online harus memahami BASIC (brevity, adaptability, scannability, interactivity, community and conversation).

Keringkasan (brevity) sebuah berita adalah mutlak agar tidak terkesan bertele-tele sehingga mudah dibaca. Selain itu, jurnalis online harus mampu beradaptasi (adaptability) dengan perkembangan teknologi saat ini di bidang komunikasi. Tak hanya itu, berita harus mudah dipindai (scannability) agar pembaca dengan mudah mencari sumber bacaan melalui laman yang dibuka.

Pembaca suka memberi tanggapan, like, komentar, atau share melalui laman yang dibuka (interactivity). Hal itu membuat pembaca merasa dihargai dan dilibatkan dalam situs tersebut. Mereka tidak pasif sebagai pembaca. Mereka akan memberikan umpan balik tulisan yang mereka baca (community and conversation).

Ada keunggulan dalam jurnalistik online, yaitu melibatkan pembaca secara langsung memilih dan mencari berita yang diinginkan dalam kendali pembaca. Informasi yang ada bersifat independen untuk dapat dipahami masalahnya. Yang paling penting, berita bisa diakses ulang tanpa batas. Halaman yang disajikan juga tidak terbatas sehingga jurnalis mampu menulis artikel sepanjang yang dia inginkan. Sifat jurnalistik online yang cepat langsung sampai kepada pembaca. Kapabilitas multimedia media online mampu menyimpan dan menampilkan foto dan video sebagai pendukung berita. Juga dilengkapi kolom komentar bagi pembaca yang memungkinkan meningkatkan interaktivitas antara audiens dengan berita atau informasi yang diakses.

Diana