blank
(Ilustrasi: Sukabumi update)

Membayangkan perasaan orang lain adalah bentuk empati yang ada di dalam diri setiap individu. Namun, bagaimana jika kita berempati secara berlebihan hingga menyerap emosi orang lain ke dalam diri kita sendiri? Inilah yang disebut emotional sponge.

Emotional sponge bisa dikatakan kondisi saat kita menyerap emosi orang lain ke dalam diri kita secacra berlebihan. Ciri ini biasanya dimiliki oleh seseorang yang sangat intuitif, pendengar yang baik, dan seseorang yang memprioritaskan orang lain.

Seorang yang intuitif akan dengan mudah mengetahui perasaan orang lain sehingga ikut merasakannya. Dampaknya ia tak mampu memproses emosi yang diserapnya. Justru ia merasa bertanggungjawab atas kehidupan orang lain.

BACA JUGA Pentingnya Self Care Jaga Mental Health

Kelelahan bagi seorang emotional sponge disebabkan oleh keterserapan banyaknya energi negatif orang lain. Ia belum bisa mengontrol emosi diri sendiri sehingga hal ini bisa berdampak pada gangguan kesehatan.

Seorang dengan emotional sponge adalah pendengar yang baik. Ia tak segan memberikan solusi. Hal ini mampu membuang energi atas penyerapan emosi berlebihan dari orang yang bercerita. Sehingga ia merasa kelelahan mencarikan solusi.

Memprioritaskan orang lain di atas kepentingan pribadi itu hal baik. Namun, jika hal tersebut berlebihan, maka hal itu justru mengganggu waktunya untuk melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya.

BACA JUGA Bangun Personal Boundaries, Cegah Hubungan Toksik

Kondisi emotional sponge seringkali tidak disadari bagi sebagian orang yang mengalaminya. Maka, bentuk kehati-hatian bisa diterapkan dengan cara meluangkan waktu untuk diri sendiri , melakukan meditasi, dan membuat batasan dengan orang lain.

Meluangkan waktu untuk diri sendiri dan menjauhkan diri dari orang lain selama beberapa saat adalah sangat diperlukan.  Dengan jalan-jalan kea lam dan menghirup udara segar akan menenangkan diri dari masalah orang lain.

Jika diperlukan, meditasi di alam terbuka sangat diperlukan untuk melepaskan penat dan stress yang mendera. Cukup 20 menit hingga 30 menit meditasi  akan merilekskan pikiran dan organ tubuh.

Memprioritaskan diri sendiri dengan membuat batasan diri dengan orang lain (personal boundaries) akan membantu kita membedakan antara posisi kita dengan posisi orang lain serta membedakan mana keinginan kita dan mana keinginan orang lain. Sehingga kita mampu menerapkan nilai-nilai komitmen untuk menjaga privasi dan melindungi diri dari campur tangan orang lain.

Alvaros