blank
Bupati Kudus HM Hartopo dan Ketua DPRD Kudus Masan saat mencium tangan Rais Syuriah PCNU Kudus KH Ulil Albab Arwani. Foto:Ali Bustomi

KUDUS (SUARABARU.ID) – Bupati Kudus HM Hartopo dan Ketua DPRD Masan terus menjalin hubungan harmonis dengan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Kudus.

Kemesraan kedua tokoh politik dengan ormas Islam terbesar di Kudus tersebut tercermin dalam kegiatan silaturahmi dan halal bi halal PCNU Kudus yang digelar di aula gedung DPRD Kudus, Kamis (19/5) malam.

Dalam kesempatan tersebut, Hartopo secara langsung memuji kekompakan PCNU tak hanya secara kuantitas, tapi juga sinergitas dengan Pemerintah Kabupaten Kudus.

“Saya salut dengan kontribusi PCNU untuk masyarakat Kudus. Sangat sejalan dengan Pemerintah Kabupaten Kudus yang berupaya menyejahterakan warga Kudus,” ucapnya.

Bupati memaparkan, PCNU secara aktif berkontribusi dalam penanganan kasus Covid-19 Kabupaten Kudus. Kini, melandainya pandemi di Kudus tak lepas dari peran PCNU. Dirinya kembali mengajak PCNU mewujudkan zona hijau bebas Covid-19 di Kudus.

“Yang ditunggu Kudus jadi zona hijau Covid-19. Seperti hijaunya Nahdlatul Ulama,” ucapnya.

Jalinan sinergitas yang telah baik tersebut perlu terus dirawat. Oleh karena itu Hartopo akan mendukung program PCNU. Sebagai salah satu orang NU, Hartopo paham program NU bertujuan untuk menyejahterakan umat.

“Hubungan yang telah baik ini harus terus dirawat dengan bersinergi bersama,” paparnya.

Sama-sama orang NU, Ketua DPRD Kudus Masan meminta pengurus NU menyampaikan aspirasi kebutuhan PCNU Kudus. Apalagi yang memang dibutuhkan untuk kebersamaan umat dan masyarakat Kudus.

“Jangan ragu untuk menyampaikan keluhan dan aspirasi. Kami selalu terbuka untuk PCNU,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua PCNU Kudus KH Asyrofi Masyitho mengapresiasi Bupati Kudus dan Ketua DPRD Kudus yang menggerakkan wakaf bersama jajaran lainnya. Dirinya juga berbicara terkait menyongsong satu abad NU yang merupakan momen bersejarah. Asyrofi mengajak pengurus mengabadikan momen tersebut dengan menginisiasi kegiatan yang gaungnya langsung dirasakan umat.

“Program yang dibuat harus bisa dilaksanakan permanen, jangan hanya program seremonial,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, KH. Ulil Albab Arwani menyampaikan ceramahnya terkait hikmah puasa dan lebaran. Puasa yang dijalani dengan keikhlasan dan keimanan menjadikan umat Islam seperti bayi yang baru lahir dengan tanpa dosa.

Namun, itu berlaku untuk kesalahan manusia dengan Allah SWT. Kalau punya kesalahan antar manusia, KH. Ulil Albab Arwani menjabarkan hanya bisa dilebur dengan permintaan maaf secara tulus dengan orang yang disalahi.

“Oleh karena itu, maaf-maafan seperti ini dilakukan untuk melebur kesalahan yang telah lalu dan menjadikan kita semua bersih kembali,” jelasnya.

Tm-Ab