blank
Rakor Komisi D dengan OPD terkait membahas antisipasi penyakit hepatitis akut. Foto:Ali Bustomi

KUDUS (SUARABARU.ID) – Komisi D DPRD Kabupaten Kudus, meminta Pemkab Kudus segera melakukan langkah antisipasi guna mencegah penyebaran penyakit hepatitis akut yang saat ini mulai terjadi di sejumlah wilayah tanah air.

Apalagi kini, Kabupaten Kudus sudah menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) seratus persen, sehingga interaksi anak semakin banyak.

Hal tersebut disampaikan Ketua Komisi D DPRD Kudus Ali Ihsan ketika rapat kerja bersama Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), RSUD Loekmonohadi, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Rabu (18/5).

Para wakil rakyat menilai penerapan protokol kesehatan (prokes) di lingkungan sekolah bisa terus dilakukan bahkan lebih ditingkatkan walau penularan Covid-19 masih minim.

Pihaknya juga mendesak agar pemerintah bisa melakukan antisipasi penyakit misterius ini secara cepat, walaupun belum dijumpai kasus ini di Kudus.

“Kami tidak ingin kasus tersebut terulang kembali seperti ledakan Covid-19 2021 silam. Sosialisasi perlu digencarkan agar masyarakat tak cemas, penyiapan tenaga medis dan ketersedian BOR (Bed occupancy rate) juga diperhatikan,” imbuh Ali dalam rapat.

Anggota Komisi D DPRD Kudus lainnya, Nur Hudi menambahkan pemerintah harus punya langkah kongkrit untuk ke depannya. Adapun langkah tersebut juga termasuk adanya anggaran untuk menyiapkan sarana pra sarana dan tim medis.

“Langkah kongkrit dalam penanganan hal ini harus segera disiapkan agar Kudus di luar sana tidak dipandang buruk seperti lonjakan kasus Covid-19 lalu,” pungkasnya.

blank
Ketua Komisi D DPRD Kudus Ali Ihsan meminta jajaran Pemkab Kudus sedini mungkin mengantisipasi wabah hepatitis akut. Foto:Ali Bustomi

Sekretaris Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kudus Dian Vitayani menyatakan, meski sudah diberlakukan PTM 100 persen pengawasan prokes siswa tetap diawasi. Sebab di sekolah telah dibentuk Satgas dan peran mereka masih berlangsung hingga sekarang.

“Kantin di sekolah juga sudah dibuka lagi, kami memberikan edaran tidak boleh makan di tempat dan prokes tetap dijalankan,” pungkasnya.

Sementara, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kudus, Darsono mengatakan saat ini memang belum ada kasus hepatitis akut yang terdeteksi di Kudus.

Meski demikian, pihaknya mengimbau masyarakat waspada dan terus melakukan upaya pencegahan agar penyakit tersebut tidak menyebar di Kudus.

“Yang paling utama adalah bagaimana menjaga kebersihan sanitasi. Karena hepatitis akut masuk melalui saluran pencernaan,”ujarnya.

Oleh karena itu, kata Darsono, pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk memantau prokes di sekolah utamanya kantin dan PKL sekolah.

“Harus ada perhatian khusus bagi keberadaan PKL dan kantin sekolah agar selalu menjaga kebersihan dagangan mereka,”tandasnya.

Wakil Direktur RSUD dr Loekmono Hadi Kudus, dr Abdul Hakam SpA mengatakan RSUD saat ini juga mengantisipasi hepatitis akut dengan menerapkan skrining pada saat pasien masuk.

“Melalui skrining di awal, diharapkan adanya kasus hepatitis akut bisa cepat terdeteksi,”tukasnya.

Hakam juga mengatakan masyarakat perlu waspada dengan gejala-gejala hepatitis akut diantaranya diaere, demak tinggi, dan kotoran berwarna kuning kehitaman hingga mata dan kulit berwarna kuning.

Tm-Ab