blank
Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Semarang (USM), memberikan pemahaman serta pendampingan tentang Pengelolaan Manajemen dan Pengembangan Usaha Sade Ayam yang dikelola oleh Heru Sripeni Sulistiorini di Perum Dolog Blok F No 91 Tlogosari Wetan, Semarang, Selasa (17/5). Mereka berfoto bersama seusai kegiatan.

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Semarang (USM), memberikan pemahaman serta pendampingan tentang Pengelolaan Manajemen dan Pengembangan Usaha Sade Ayam yang dikelola oleh Heru Sripeni Sulistiorini di Perum Dolog Blok F No 91 Tlogosari Wetan, Semarang, Selasa (17/5).

Kegiatan dibiaya dari Universitas Semarang (USM).

blank
Tim Pengabdian kepada Masyarakat terdiri atas Dosen Fakultas Ekonomi yaitu Sulistyorini SE MM, Masine Slahanti SE MM, Ayu Nurafni Octavia SE MM, dan Risti Ulfi Hanifah SE MK Ak memberikan pelatihan.

Tim Pengabdian kepada Masyarakat terdiri atas Dosen Fakultas Ekonomi yaitu Sulistyorini SE MM, Masine Slahanti SE MM, Ayu Nurafni Octavia SE MM, dan Risti Ulfi Hanifah SE MK Ak. Selain itu juga melibatkan tiga mahasiswa Fakultas Ekonomi yaitu Shavira Aulia Pramesti, Iva Latifah Sethepany, dan Miwa Serotina Putri Iryani Ginuny.

Menurut Sulistyorini, salah satu keberhasilan suatu usaha terlihat dalam pengelolaan manajemen di antaranya manajamen produksi, pemasaran, keuangan serta dalam pengembangan usahanya, apabila dikelola dengan baik maka pelaku usaha dapat menjalankan usahanya dengan baik dan berkelanjutan.

”Pelaku usaha makanan harus mampu membuat manajemen produksi yang baik agar lebih kompetitif serta mampu menghasilkan produk yang bermutu dan berkualitas. Kemudian manajemen pemasaran juga dibutuhkan untuk pemasaran produk, mengidentifikasi keinginan konsumen, pemasaran sebagai urat nadi dalam usaha, serta membangun branding, serta pelaku usaha harus membuat laporan keuangan untuk memisahkan aset bisnis dengan aset pribadi, acuan penting dalam pengambilan keputusan, mendapatkan pinjaman modal, informasi untuk menghitung pajak serta melihat jumlah keuntungan, dengan hal tersebut akan berdampak pada pengembangan usaha,” kata Sulistyorini.

Ayu Nurafni Octavia menambahkan, tujuan pencatatan keuangan usaha untuk memudahkan menganalisis hasil usaha.

”Banyak pelaku usaha yang sering mengalami masalah keuangan bisnis, biasanya, hal ini sering terjadi karena tidak adanya pembukuan dan pencatatan laporan keuangan. Sulitnya membuat laporan keuangan menjadi salah satu hambatan bagi mereka dalam mengelola keuangannya. Meski begitu, tidak ada alasan untuk tidak membuat pembukuan bagi bisnis,” ungkap Ayu.

Sementara itu, Risti Ulfi Hanifah mengatakan, tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pemahaman serta pendampingan pelaku usaha dalam mengelola manajemen melalui pendampingan proses pengubahan bahan mentah menjadi produk atau jasa yang diinginkan.

”Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pemahaman serta pendampingan pelaku usaha dalam mengelola manajemen melalui pendampingan proses pengubahan bahan mentah menjadi produk atau jasa yang diinginkan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sampai dengan pengepakan, mempraktikkan pembuatan laporan keuangan sederhana kepada pelaku usaha, pengetahuan mengenai pemasaran secara luas agar lebih dikenal masyarakat sehingga akan meningkatkan pemesanan, serta memotivasi pelaku usaha ‘Sade Ayam’ dalam mengembangkan usahanya,” ujar Risti.

Masine Slahanti berharap, dari kegiatan ini pelaku usaha Sade Ayam memperoleh pendampingan serta pemahaman dalam pengelolaan manajemen.

“Kegiatan ini yaitu pelaku usaha Sade Ayam memperoleh pendampingan serta pemahaman dalam pengelolaan manajemen. Memotivasi pelaku usaha dalam pengembangan usaha, serta meningkatkan pemesanan pelanggan karena dampak dari pandemi pelaku usaha Sade Ayam mengalami penurunan dalam pemesanan pelanggan dan belum adanya pengelolaan manajemen pada usaha Sade Ayam,” tutur Masine.

NF/Muha