blank
Ganjar memuji hasil karya batik ciprat yang merupakan produksi warga Desa Simbatan, usai belajar membatik dari Temanggung. Foto: dok/ist

MAGETAN (SUARABARU.ID)– Desa Simbatan di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, dulunya sering dikucilkan. Sebab, di desa itu banyak penduduknya yang menyandang disabilitas.

Namun kini Desa Simbatan jadi terkenal. Di desa itu ada produk UMKM unggulan bernama Batik Ciprat Langitan. Dan ternyata, pembuat produk yang sudah terkenal sampai tingkat ASEAN ini adalah, para penyandang disabilitas.

Kisah itulah yang menarik perhatian Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Saat sedang melakukan kunjungan kerja ke Jatim, Sabtu (16/4/2022), didampingi istri, Siti Atikoh, menyempatkan untuk mampir ke Batik Ciprat Langitan ‘Sambung Roso’.

BACA JUGA: Hari Gini, Bersikap Kuatlah: Aja Cingeng, Cinging, lan Cengeng (Part 3)

Saat Ganjar tiba, dia langsung disambut dengan aksi para penyandang disabilitas yang sedang memproduksi batik. Ada yang membuat batik dengan metode gepyok, ciprat, lurikan, hingga jumputan. Didampingi Bupati Magetan, Ganjar berkeliling melihat proses produksi batik di tempat itu.

”Kamu lagi apa? wah pinter banget ya buat motif seperti ini. Itu memang dipukul-pukul seperti itu ya, tapi jadinya bagus lho. Belajar berapa lama,” tanya Ganjar pada para difabel yang sedang membuat batik itu.

Salah satu penyandang disabilitas mengatakan, sudah tiga tahun bekerja di tempat itu. Dia awalnya diajari oleh pengelola, dan terus belajar.

BACA JUGA: Menemani Kakeknya Memupuk Tanaman, Sang Cucu Terseret Arus dan Tewas Tenggelam

”Sudah dari tiga tahun lalu pak, bisa karena diajari. Bapak kalau mau coba boleh pak. Monggo,” ajaknya.

Ganjar pun mengambil sapu lidi kecil yang digunakan untuk membuat pola. Sapu itu kemudian dia celupkan ke malam panas, lalu dipukul ke kain putih hingga membuat sebuah pola.

”Wah mudah ya ternyata. Hasilnya bagus lho,” ungkap Ganjar.

BACA JUGA: BTS Umumkan Akan Rilis Album Terbaru di Bulan Juni Mendatang

Ganjar kemudian berkeliling melihat proses pembuatan batik karya para penyandang disabilitas itu. Beberapa kali dia ngobrol dengan para penyandang disabilitas dan para pengelola, terkait proses pembatikan. Ada sekitar 20 penyandang disabilitas yang ada di tempat itu.

”Kita belajar dari Temanggung lho pak. Ini hasil didikan bapak juga, kami bisa seperti ini,” kata Ketua Batik Ciprat Langitan, Maryani.

Ganjar begitu senang mendengar kabar itu. Menurutnya, kerja sama yang baik antardaerah memang harus ditingkatkan. ”Ternyata mereka belajar ke Temanggung, dan sekarang hasilnya luar biasa,” pujinya.

BACA JUGA: Wali Kota: Jaga Iklim Toleransi di Kota Magelang

Para penyandang disabilitas yang ada di sana sudah memiliki banyak teknik membatik. Mulai gepyok, ciprat, lurikan dan jumputan. Ganjar pun membeli sejumlah batik yang sudah selesai dibuat dan dipajang di toko.

”Saya senang, karena banyak orang sekarang peduli pada saudara-saudara kita ini. Kalau mereka difasilitasi, punya keterampilan, maka mereka bisa mandiri. Kalau dulu, mohon maaf, mereka dipandang sebelah mata, sekarang jadi tulang punggung keluarga. Hebatlah,” ucapnya.

Kunjungan Ganjar ke Batik Ciprat Langitan sendiri disambut antusias para penyandang disabilitas di sana. Salah satunya adalah Wulan (22), yang mengaku bahagia dikunjungi Ganjar. Dia memang ngefans dengan orang nomor satu di Jateng itu.

BACA JUGA: Otoped Listrik Tak Boleh Dioperasikan di Alun-alun dan Simpang Lima Purwodadi, Kenapa?

”Senang sekali, bahagia bisa bertemu Pak Ganjar. Ternyata benar, Pak Ganjar orangnya ramah, ganteng, dan baik. Saya tadi bahkan minta Pak Ganjar datang ke pernikahan saya sebentar lagi,” tuturnya.

Wulan juga mengapresiasi perhatian Ganjar pada penyandang disabilitas seperti dirinya. Menurutnya, penyandang disabilitas memang perlu diperhatikan dan diberi kesempatan untuk mengoptimalkan diri.

”Seperti sekarang kami bisa seperti ini. Kami bisa mandiri, bekerja cari uang untuk kebutuhan. Saya sekarang lebih bahagia,” tukasnya.

Riyan