Oleh : Aliva Rosdiana
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) RA. Kartini Jepara, sebelumnya bernama Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Jepara. Lokasinya menempati bekas gedung Europese Lagere School atau Sekolah Kelas Rendah Belanda. Sekolah ini merupakan sekolah bagi anak-anak Belanda dan anak-anak kalangan ningrat dan priyayi.
RMP Sosrokartono, RA. Kartini, RA. Rukmini, dan RA Kardinah dan anak-anak Bupati Sosroningrat bersekolah di tempat tersebut. Guru-gurunya sebagian besar adalah orang-orang Belanda. Bahasa pengantarnya adalah Bahasa Belanda.
Sekolah ini kemudian dipindah ke sebelah barat alun-alun Jepara dengan nama Hollandsch – Inlandsche School (HIS) yang didirikan karena diberlakukannya Politik Etis pada tahun 1914. Sekolah untuk bangsa bumiputera masuk pada kelompok pendidikan dasar. Sekarang sekolah tersebut digunakan untuk SMP N 1 Jepara.
Sementara bekas gedung Europese Lagere School tersebut beralih fungsi menjadi Balai Pengobatan yang dilayani beberapa orang dokter dan tenaga kesehatan. Dikarenakan satu-satunya balai pengobatan di Kabupaten Jepara, banyak pasien datang, yang saat itu banyak penderita malaria. Saat itu Pemerintah Hindia Belanda meningkatkan Balai Pengobatan ini menjadi sebuah Consultatie Buerean atau sejenis Rumah Sakit.
Consultatie Buerean ini memiliki ruang pelayanan yang terdiri atas 3 bangsal ukuran 6x10m², 2 ruang kebidanan, 1 ruang operasi ukuran 3×4 m dan 1 kamar bersalin. Lembaga pelayanan kesehatan ini dipimpin berturut-turut oleh dokter dari Belanda, India, Jerman, Italia dan kemudian o diserahkan kepada dr. Soeleman. Ia kemudian digantikan digantikan oleh dr Soenardi hingga awal kemerdakaan. Pada tahun 1962, rumah sakit ini dipimpin oleh dr Hamidun Kosim. Ia putra asli Jepara lulusan UGM tahun 1962.
Saat itu sarana dan prasarana sangat kurang. Dokternya pun hanya satu yaitu dr. Moh Hamidun Kosim bersama dua orang petugas kesehatan pria, 10 petugas wanita rumah sakit, 10 petugas pria orang sakit, seorang petugas apotek, 6 orang staf administrasi dan 2 bidan.
Hanya 3 tahun saja dr Moh Hamidun Kosim bertahan menjadi kepala Rumah Sakit, dan berpindah posisi menjadi Kepala Jawatan Kesehatan Rakyat Jepara. Sementara, Kepala rumah sakit digantikan oleh dr Ang Swie Giem. dan berturut-turut kemudian digantikan dr Budiman, dr Suyud, dr Kuncoro, dr Sri Murtanto, lalu dr Agustinus Subandijo.
Tanpa mengurangi jasa direktur RSUD Jepara lainnya, dr Agustinus Soebandijo memiliki andil dalam kepindahan RSUD Kabupaten Jepara dari sebelah alun-alun ke Jalan KH Wahid Hasyim Kelurahan Bapangan secara bertahap pada tahun 1978. Kala itu Bupati Jepara dijabat oleh Soedikto SH. Sedangkan pembangunan rumah sakit dilaksanakan pada tahun 1975, saat Bupati Jepara dijabat oleh Soewarno Joyo Mardowo, SH.
Nama RSUD RA Kartini Jepara
Berawal dari nama Rumah Sakit Umum Daerah Tingkat II Kabupaten Jepara, lalu beralih nama menjadi Rumah Sakit Umum (RSU) RA Kartini Kabupaten Daerah Tingkat II Jepara. Peresmian nama rumah sakit Rumah Sakit Umum RA Kartini dilakukan oleh Bupati Jepara Soedikto SH pada tanggal 21 April 1979.
Nama RSUD menjadi RSU RA Kartini Jepara adalah untuk mengenang jasa pahlawan Nasional Wanita asal Jepara, RA Kartini dan sekaligus meneruskan perjuangannya. (*)