blank

Sering kita mendengar, “suntuk ni, healing yuk!,” “mumpung weekend, kapan ni kita healing?”, dan seterusnya. Kata “healing” ini kerapkali kita dengar dan seolah banyak orang yang menggunakan kata ini. Tapi apakah kita tahu apa arti “healing” sebenarnya? Jangan sampai kita salah kaprah gara-gara mengikuti kata “healing” yang saat ini seolah telah menjadi tren.

Kata “healing” sebenarnya tidak sekadar kita mengartikan pergi jalan-jalan dan melepaskan diri dari kepenatan tanggung jawab di tempat kerja untuk mencari kesenangan. Namun tren saat ini, kata “healing” diartikan sebagai waktunya staycation atau pergi berlibur.

Justru, kata “healing” atau “self-healing berarti menyembuhkan diri dari luka akibat trauma masa lalu. Fenomena ini mengundang perhatian Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia atas fenomena penggunaan kata “healing” yang dipakai anak-anak muda zaman sekarang.

“Kerapkali kita temui anak-anak muda mengartikan healing sebagai tamasya. Sebagai pendidik saya sangat berkepentingan terhadap mental anak-anak muda agar tidak menjadikan ungkapan healing ini sebagai sesuatu kebohongan yang sama dengan flexing,” ungkap Prof. Rhenald Kasali, Ph.D. dalam akun YouTubenya.

Arti healing sebenarnya adalah saat kita berada pada luka batin masa lalu dan bisa hidup berdampingan dengan trauma masa lalu. Dengan kata lain kita harus menerima dan menghadapinya.

Sementara, refreshing yang seharusnya diucapkan, bukan healing, adalah melakukan kegiatan yang menimbulkan kesenangan di dalam diri untuk mengembalikan semangat gairah setelah mengalami kepenatan. Berbeda dengan healing yang menghasilkan ketenangan dan penerimaan trauma dan luka batin masa lalu.

Maka, jika perlu melakukan healing akibat luka batin, cara yang bisa dilakukan yaitu:

  1. Belajar berdamai dengan keadaan dan diri sendiri.
  2. Membuat jurnal tentang pengalaman yang dirasakan.
  3. Belajar menghadapi masalah dan memahami diri sendiri.
  4. Melakukan mindfulness, yaitu fokus dengan kesadaran penuh mengenal apa yang dirasakan pada saat ini, menerima, mengenali segala pikiran, emosi, dan perasaan fisik apapun tanpa melakukan penilaian.
  5. Melakukan visualisasi batin melalui kegiatan yang disukai seperti melukis, merajut, atau mengerjakan hobi lain.
  6. Sejenak menarik diri dari orang lain untuk melakukan me time, yaitu meluangkan waktu sejenak untuk diri sendiri.
  7. Jika perlu, meminta bantuan profesional atau pakar psikologi bila memang tak kunjung membaik

Setelah mengetahui arti kata healing, sebaiknya perlu kita sadari bahwa kata-kata yang menjadi tren harus kita ketahui arti sebenarnya. Kata healing bukan berarti jalan-jalan. “Tidak semua orang punya masalah atau beban hidup sehingga harus melakukan healing atau mengganti kata refreshing menjadi kata healing,” ujar Rhenald Kasali.