blank
Aris Setiawan, Guru PJOK SD Negeri 2 Ngasem

Oleh: Aris Setiawan

Revolusi industri 4.0 telah memberikan pengaruh besar terhadap berbagai  bidang kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan yang bergerak  cepat karena  perkembangan teknologi informasi telah membawa kita masuk pada era disrupsi.

Era ini  menggambarkan terjadinya inovasi dan perubahan secara besar-besaran dan fundamental yang mengubah semua sistem tatanan dan landscape yang ada ke cara-cara yang baru.

Karena itu guru menghadapi tantangan yang sangat besar di era disrupsi teknologi. Sebab kendati  sekarang  informasi dan sumber belajar sangat mudah diperoleh oleh siswa,  namun peran guru tidak sepenuhnya dapat tergantikan oleh canggihnya teknologi. Teknologi juga tidak bisa diteladani, karena tidak punya perasaan dan tidak punya empati.

Menurut Karim dan Saleh Sugianto (2006),  seorang guru mampu berkomunikasi dan beradaptasi mengikuti arah tanda zaman. Guru di era digital di tuntut mampu berinovasi dan berkreasi. Karena sistem pembelajaran tahun 80-an sudah tidak diterima oleh anak didik zaman sekarang.

Pengetahuan yang bersifat sementara membutuhkan pembaharuan secara konstan, baik perkembangan dan peningkatan kemampuan pribadi. Jika guru belum dapat sepenuhnya masuk di era digital maka mereka dapat menjadi jembatan revolusi yakni dengan cara menjadikan dirinya sebagai motivator yang menggerakkan anak didik pada sumber belajar yang dapat di akses.

Peran guru dalam pembelajaran era digital ada tujuh yakni :

(1) Guru sebagai sumber belajar, yaitu berkaitan dengan kemampuan guru dalam menguasai materi  pembelajaran sehingga ketika siswa bertanya maka dengan sigap dan cepat guru akan dapat langsung menjawabnya dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa;

(2) Guru sebagai fasilitator,  guru dalam memberikan pelayanan kepada siswa agar dapat memudahkan siswa menerima materi pelajaran;

(3) Guru sebagai pengelola, dalam proses pembelajaran guru berperan untuk memegang kendali penuh atas iklim dalam suasana pembelajaran;

(4) Guru sebagai inspiratif, guru menjadi sosok yang berperan untuk menunjukkan sikap-sikap  yang akan menginspirasi siswa untuk melakukan hal yang sama bahkan lebih baik lagi;

(5) Guru sebagai pembimbing, maka guru diminta untuk dapat mengarahkan kepada siswa untuk menjadi seperti yang diinginkannya yaitu dapat mencapai cita-cita dan impian siswa tersebut;

(6) Guru sebagai motivator, proses pembelajaran akan berhasil jika siswa memiliki motivasi di dalam dirinya. Oleh karena itu, guru juga berperan penting dalam menumbuhkan motivasi dan semangat  dalam diri siswa untuk belajar;

(7) Guru sebagai elevator, setelah melakukan proses pembelajaran maka guru haruslah mengevaluasi semua hasil yang telah dilakukan selama oleh siswanya.

Tantangan seorang pendidik tidak berhenti pada kemampuan menerapkan teknologi informasi pada proses belajar mengajar akan tetapi ada 6 kompetensi yang diharapkan dimiliki guru era 4.0 yaitu : (1) membangun pemikiran kritis (critical thinking) dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah (Problem solving), (2) communication and collaborative skill (keterampilan komunikasi dan kolaborasi), (3) creativity and innovative skill (keterampilan berpikir kreatif dan inovasi), (4) information and communication technology literacy (literasi teknologi informasi dan kominikasi), (5) contextual learning skill, dan (6) information and media literacy (literasi informasi dan media)

Pemberdayaan KKG dan MGMP dapat dimulai dari pemetaan jumlah dan sebaran KKG dan MGMP di setiap daerah, memfasilitasi pembentukan KKG dan MGMP di daerah yang belum ada, membenahi organisasi dan manajemen KKG dan MGMP, serta menyelenggarakan kegiatan diklat guru model bermutu.

Tetapi yang harus diingat di era revolusi industri 4.0 guru sebaiknya jangan hanya sebatas mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa di kelas, namun tetap memperhatikan pendidikan karakter, moral, dan memberikan keteladanan kepada siswa. dalam praktik pembelajaran, mencari solusi, merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasi proses maupun hasil pembelajaran. Upaya peningkatan kompetensi guru akan lebih mudah dengan dukungan e-literasi.

Guru dapat memanfaatkan e-literasi untuk mencari berbagai informasi yang dibutuhkan. Informasi yang diperoleh dari internet kemudian diolah, dianalisis sehingga tercipta informasi baru. Dengan cara di atas diharapkan pemanfaatan e-literasi akan menambah pengetahuan dan wawasan guru menyongsong era Revolusi Industri 4.0.

Penulis adalah Guru PJOK SD Negeri 2 Ngasem