blank

JEPARA (SUARABARU.ID) – Ada 38 negara melaporkan telah terdeteksi virus Omicron. Kepala Urusan Teknis Covid-19 WHO Maria Van Kherkhove menyatakan Afrika Selatan terdeteksi kasus Omicron paling dominan. Kemungkinan kasus ini meningkatkan transmisibilitas.

Kementerian Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin menetapkan virus Omicron masuk Indonesia (16/12-2021) pada laman resmi Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan RI, setelah menemukan kasus pertama gejala virus Omicron pada petugas kebersihan berinisial N di RSDC Wisma Atlet Kebayoran Jakarta. Namun  data Statistik JHU CSSE Covid-19,  ditemukan tambahan kasus baru sebanyak 33. 279 kasus baru di Indonesia pada tanggal  5/2-2022. Ini menunjukkan tingginya tingkat penyebaran jenis varian ini.

Bagi sebagian masyarakat, hal ini menjadi bahan pertanyaan mengenai apa itu Omicron. Virus ini merupakan varian terbaru dari virus Corona Covid-19.

BACA JUGA Kembali 26 Warga Jepara Positif Covid-19, Tersebar di 11 Kecamatan

Menurut Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan Erlina Burhan dalam wawancaranya dengan TV One (5/2-2022), gejala klinis ini terbilang ringan dibandingkan Virus Delta tempo hari. Namun ada kelompok tertentu jika terinfeksi memiliki resiko penularan lebih berat yaitu lansia, komorbid, anak-anak, dan orang yang belum divaksin. “Maka mereka akan mengalami gejala klinis yang berat. Penularan lokal lebih banyak terjadi dibandingkan daripada kasus positif perjalanan luar negeri,” ujarnya. Jika sudah divaksin booster, ada perlawanan vaksin sehingga gejalanya ringan bahkan tanpa gejala, tambahnya.

Varian baru Omicron ini memiliki tingkat penularan tinggi. Bahkan, WHO menetapkan varian terbaru Covid-19 ini sebagai Variant of Concern (VoC). Penyebutan ini menjadi fakta bahwa mutasi varian ini memiliki kekuatan lebih mencengkeram dan merusak sel inang bahkan risiko infeksi tulang. Sebelumnya, varian yang masuk kategori VoC ini adalah Alpha, Beta, Gamma, dan Delta karena penyebarannya cepat.

Perlindungan dosis ketiga dari penularan virus Omicron ini adalah Moderna dan Pfitzer yang secara spesifik dirancang untuk melawan Omicron. Dr Aanthony Fauzi Penasihat Medis Utama Presiden Amerika Serikat memastikan ada lonjakan perlindungan setelah pemberian dosis ketiga. Karena booster ini khusus dirancang untuk melawan Omicron.

BACA JUGA Waspadai Warga dari Jakarta, 26 Warga Jepara Positif Covid

Awal gejala Omicron seperti flu biasa. Namun, ada kelelahan ekstrim termasuk sakit kepala dan badan selama dua hari. Bedanya dengan gejala Covid-19, seperti dilansir dalam Euro.News, Omicron ini tidak menyebabkan kehilangan indera penciuman dan perasa, tidak pula menimbulkan turunnya kadar oksigen, namun menimbulkan kelelahan, pilek, dan sakit tenggorokan.

Maka kewaspadaan tetap harus terjaga. Selalu terapkan protokol kesehatan dalam kondisi New Normal dengan melanjutkan kebiasaan-kebiasaan saat diberlakukan karantina wilayah.

Alvaros

BACA JUGA Catatan Kecil Dibalik Pengusulan Ratu Kalinyamat Sebagai Pahlawan Nasional