blank
Ki Subri Tedjo Sasono

JEPARA (SUARABARU.ID) – Jagong budaya di Waroeng  Mas Jenggo (1/2-2022) Desa Jinggotan Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara tadi malam berlangsung gayeng dengan menghadirkan sang Pujangga Jepara, Ki Subri Tedjo Sasono, seniman sepuh yang tinggal di di RT 03 / RW 03 Tubanan Jepara. Sementara pegiat budaya Jepara Hadi Priyanto menjadi pemantik diskusi Menapak Jejak Sang Pujangga Jepara itu.

blank
Seniman sepuh, H. Achmadi saat membuka acara.

Kegiatan yang didukung Disparbud Jepara  ini dibuka dengan tembang pangkur yang dilanjutkan dengan langgam Ngimpi oleh Ayu Sukma Ayu Dewi Lestari. Sedangkan, Dya Nurcahyani mahasiswa prodi Karawitan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta  membawakan tembang Asmaradana dilanjutkan Kadung Tresna dengan iringan Cokekan Marga Langit yang dipimpin oleh Ki Heru Prabakusomo.

blank
Dya Nurcahyani dan Sukma Ayu Dewi Lestari

BACA JUGA Ki Subri, di Usia yang Kian Renta Tak Lelah Menjaga Budaya Jawa

Dialog yang  dipandu tuan rumah, Didin Ardiansyah ini, menghadirkan  2  narasumber lain yaitu  Amin Ayahudi, Sekretaris Dispartabud Jepara  dan Ki Hendro Suryo Kartiko, Ketua Pepadi Jepara serta dibuka oleh H. Achmadi, seniman.

Hadirnya Ki Subri Tedjo Sasono dalam jagong budaya, yang disiarkan juga secara live streaming ini, menurut Hadi Priyanto  ia dikenal memiliki karya dan jejaknya tergores jelas dalam melestarikan budaya Jawa.

blank
Budayawan Hadi Priyanto saat memantik diskusi  Menapak Jejak sANG Pujangga

Salah satunya adalah membangun “Sekolah Budaya Jawa,” secara gratis bagi anak-anak muda, dirumahnya yang kecil di dukuh Duren, Tubanan. Walaupun ia sendiri hidup dalam kesederhanaan, seperti layaknya seorang pengabdi seni tradisi.

BACA JUGA Mbah Subri, Pujangga Macapat di Jepara yang Masih Tersisa

Bukan hanya tembang Macapat mulai Mijil hingga Megatruh yang sarat dengan nilai-nilai ajaran Jawa, Ki Subri Tedjo Sasono juga membuka pawiyatan luhur bagi siapapun untuk belajar : Moco Nulis Aksoro Jowo, Ngoko, Madyo, Inggil dan Kawi, Wulang Reh Kautamanan dan Olah Roso.

“Ia lakukan itu untuk menjaga agar Budaya Jawa  tidak punah di negerinya sendiri. Ki Subri nyata melakukan sendiri pemajuan kebudayaan Jawa, dengan seluruh tenaga yang tersisa diusianya yang kian renta,” ujar Hadi Priyanto. Beliau telah melakukan pelestarian budaya sebagaimana  termaktub dalam UU Pemajuan Budaya No.5 tahun 2017.

blank
Sekretaris Dispartabud Jepara Amin Ayahudi M.H. bersama Ketua Pepadi Jepara Ki Hendro Suryo Kartiko, S.Sn

Hadi Priyanto menyebut ada 10 objek pemajuan kebudayaan, yakni tradisi lisan, manuskrip, ada istiadat, permainan rakyat, olahraga tradisional, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa dan ritus.

Ki Subri sendiri mengaku melakukan itu semua karena cintanya pada budaya Jawa yang memiliki nila-nilai luhur. “Harus ada yang menjaga dan mewariskannya kepada generasi muda,” ujar Ki Subri yang kini telah berusia 78 tahun lebih. Ia lantas mencontohkan bahasa Jawa “carakan”.

BACA JUGA Menafsir Pameran Patung Dwik Tunggak “Meluar Batas”

Menurut Ki Subri, huruf-huruf Carakan ini mengandung makna luhur yang mengajarkan manusia agar selalu ingat pada Sang Pemberi Hidup dan menjaga hubungan antara manusia dan semesta. Demikian juga tembang Macapat, bukan hanya nyanyian Jawa,  sebab mulai Mijil hingga Megatruh  berisi ajaran-ajaran  luhur.

blank
Ketua Pepadi Jepara Hendro Suryo Kartiko, S.Sn

Sementara Amin Ayahudi mengajak generasi muda untuk meneladani jejak Ki Subri. “Saya lama mengenal beliau sebagai pelestari budaya dan juga ajaran Jawa yang membuka pintu rumahnya 24 jam untuk siapapun yang ingin belajar dan minta pertolongan,” ujarnya.

Sedangkan Ketua Pepadi Jepara, Ki Hendro Suryo Kartiko mengaku pernah belajar tembang Macapat dan ajaran-ajaran Jawa pada Ki Subri. Juga beberapa dalang di Jepara.

blank
Penutupan Pameran Patung Meluar Batas ditandai dengan penyerahan lukisan dari seniman patung Dwi Tunggak kepada Ki Hendro Surya Kartika.

BACA JUGA Pagelaran Kolaboratif Warnai Pembukaan Pameran Patung Meluar Batas

Kegiatan ini diakhir dengan penutupan Pameran Patung Meluar Batas yang ditandai dengan penyerahan lukisan dari senuiman patung Dwi Tunggak kepada Ki Hendro Surya Kartika.

Alvaros