sekolah tani
Selain mendapatkan materi pelajaran, pada kegiatan Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah, para peserta juga mengikuti praktik secara langsung yang diberikan oleh pemateri. Foto: Yon

KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID)-  Prospek tanaman herbal di wilayah Kabupaten Magelang cukup menjanjikan bagi masyarakat, apalagi di saat masa pandemic covid-19 banyak masyarkat yang menggunakannya.

“Prospek tanaman herbal di wilayah Kabupaten Magelang seperti jahe, kunyit, dan temulawak  dan lainnya sangat menjanjikan. Apalagi, saat masa pandemic covid-19, banyak masyarakat yang memerlukan obat-obatan yang herbal,” kata Ketua Muhammadiyah Tobacco Control Centre Universitas Muhammadiyah Magelang, Retno Rusdjijati disela-sela kegiatan Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah di SMK Muhammadiyah 2 Mertoyudan,Kabupaten Magelang, Jumat (21/01/2022) sore.

Retno mengatakan, dengan banyaknya potensi dan prospek  tanaman herbal yang cukup besar tersebut,  menjadikan salah satu materi pembelajaran pada Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah yang digelar Muhammadiyah Tobacco Control Centre (MTCC) Universitas Muhammadiyah Magelang.

Menurutnya, tidak sedikit masyarakat yang belum mengetahui beberapa tanaman yang tumbuh di sekitar memiliki khasiat untuk kesehatan. Selain itu, tidak sedikit pula  yang mencabut dan membuangnya lantaran dianggap sebagai tanaman liar yang tidak bermanfaat.

“Dengan materi tentang tanaman herbal ini diharapkan masyarakat mengetahui berbagai macam tanaman yang ada di sekitar kita yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh,” katanya.

Ia menambahkan, tanaman herbal tersebut merupakan salah satu dari lima  materi yang diberikan  bagi peserta sekolah tani mandiri yang digelar setiap hari Jumat  dan dilaksanakan sejak 14 Januari 2022 hingga 11 Februari 2022 mendatang.

Sedangkan, materi lainnya yakni perikanan, budidaya tanaman bunga, budidaya tanaman pangan non beras dan kebijakan dan politik.

Retno menjelaskan, kegiatan sekolah tani tersebut merupakan kerjasama antara Muhammadiyah Tobacco Control Centre (MTCC) Universitas Muhammadiyah Magelang dengan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah  dan Pimpinan Dewan Muhammadiyah Kabupaten Magelang serta Forum Petani Multikultur Indonesia.

Ia berharap, dengan adanya pelatihan tersebut,  diharapkan bisa membantu peningkatan kapasitas sumberdaya manusia, meningkatkan serapan pasar, meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.

“Selain itu, juga meningkatkan kesejahteraan petani tembakau melalui agribisnis dan agroindustri berbasis tanaman obat,” katanya.

Ia menambahkan, selain memberikan pelatihan  pihaknya juga memberikan pendampingan bagi para petani dan memfasilitasi para petani untuk menjual hasil pertaniannya.

Ahmad Badholi, salah satu petani yang menjadi peserta sekolah tani mandiri mengaku, dirinya tertarik mengikuti kegiatan tersebut, karena ingin mengembangkan pertanian khususnya tanaman herbal.

“Selain itu, pengetahuan kita akan berbagai macam  budidaya tanaman  semakin bertambah,”katanya. Yon.